Mohon tunggu...
Ani Siti Rohani
Ani Siti Rohani Mohon Tunggu... Buruh - Perempuan penikmat sunyi

Life is never flat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dua Bisikan

5 Mei 2019   17:12 Diperbarui: 5 Mei 2019   17:17 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Pixabay

Gadis itu merenung
menatap dedaun yang tak lagi rimbun
jemarinya mengayun
tatapannya melamun

Satu persatu dedaun gugur
 reranting itu gundul
Gadis itu masih tetap melamun
Dalam buaian nyanyian setan yang terus mengalun

Tetiba sebuah bisikan mendayu
Memaksa sang gadis sadar dalam sayu
"Bangun, lari, carilah cahaya."

Seketika tubuhnya berkekuatan
Dengan langkah sigap ia berlari
melepas ruang yang dirasa tak berpenghuni

"Teruslah berlari, temukan cahaya illahi robbi."
Bisikan itu kembali mendayu
Seolah memberi kekuatan tak terdefinisi

"Berhenti, kau sudah berada dalam ruang cahaya."

"Tidak! teruslah berlari!
Dengarkan suaraku dan abaikan suara lain yang menggema itu."

"Berhenti!"

"Teruslah! hingga kau temukan cahaya yang begitu memikat. Di situlah kau boleh henti berlari."

Dua suara berkelebat di antara dua daun telinga sang gadis
Langkahnya melambat
Batinnya sekarat
Tapi ia masih terus berlari
Mencari cahaya illahi robbi
Mencari ruang yang berpenghuni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun