Minat baca di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara mengenai hal ini. Itu artinya Indonesia menempati peringkat ke-2 dari bawah.
Di zaman gadget sekarang ini, alih-alih memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memperkembangkan ilmu pengetahuan, masyarakat Indonesia justru lebih banyak mempergunakannya untuk hal-hal negatif.Â
Sebagai contoh, mereka menulis status di akun Facebook yang kebanyakan berisi tentang ujaran-ujaran kebencian, menyebar berita hoax, serta hal-hal negatif lainnya. Demi mencegah itu semua, maka akan lebih baik jika kita menciptakan sebuah wadah atau organisasi untuk meningkatkan taraf masyarakat dengan kualitas tinggi.
Seperti halnya di sebuah desa yang terletak di kabupaten Brebes, tepatnya di desa Prapag Kidul Kecamatan Losari, beberapa pemuda karang taruna mendirikan sebuah taman baca yang dinamai dengan Rumah Baca Saku (Seruan Anak Kampung). Rumah Baca tersebut baru diresmikan pada 2 Januari 2019 lalu.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Rumah Baca Saku yaitu dengan mendatangi sekolah-sekolah pada jam istirahat, atau dengan mendatangi rumah salah seorang warga di hari libur, mengumpulkan anak-anak yang tengah menikmati libur untuk beramai-ramai membaca secara gratis. Rumah Baca Saku juga memberikan program belajar menggambar dan mewarnai bagi anak-anak usia PAUD, TK hingga SD.
Untuk ke depannya, Rumah Baca Saku berencana meningkatkan program yang lebih banyak dibandingkan dari yang sekarang ini. Seperti visi dan misi yang sudah tertulis dalam proposal yang telah dibuat, Rumah Baca Saku akan mengembangkan kegiatan dengan kegiatan belajar membaca, menulis dan mengaji, belajar menulis cerpen, artikel, esai serta beberapa kegiatan lainnya.
Setitik bantuan kalian sangat berarti bagi kemajuan kita, generasi masyarakat Indonesia.