"Anak desa tak perlu bermimpi tinggi? Siapa bilang? Justru dari desa, mimpi besar bisa lahir dan mengubah dunia!"
Seseorang yang tumbuh di daerah pedesaan kerap dipandang sebelah mata karena terbatasnya akses pendidikan di lingkungan mereka. Namun, asal-usul seseorang tidak menentukan kualitas diri maupun potensi yang dimilikinya. Setiap orang berhak bermimpi dan memiliki peluang yang sama untuk masa depan yang lebih baik. Keterbatasan bukanlah penghalang, justru sering kali menjadi dorongan terbesar untuk menaklukkan setiap tantangan. Hal itulah yang sedang dialami oleh siswa di SMPN 3 Satu Atap Putukrejo
Semangat Pendidikan di Tengah Keterbatasan : SMPN 3 Satu Atap PutukrejoÂ
Desa Putukrejo berada di bagian selatan Kabupaten Malang, tepatnya di Selatan Bendungan Sutami, Karangkates. Akses menuju desa tersebut cukup menantang karena melewati perbukitan berbatu kapur dengan infrastruktur jalan yang kurang memadai. Namun keterbatasan tidak mengurangi antusiasme siswa dan guru dalam hal Pendidikan.
SMPN 3 Satu Atap Putukrejo merupakan sekolah yang terdiri dari dua bangunan dan sebuah lapangan sebagai halaman utama. Meskipun dengan fasilitas yang sederhana, sekolah dengan 35 siswa ini berperan penting dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat di daerah terpencil, dikarenakan akses nya yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
"Jadilah orang baik yang berilmu, karena ilmu tanpa karakter dapat disalahgunakan." Pendidikan karakter lebih penting dari sekadar ilmu, karena karakter membentuk individu yang bijak, empatik, dan bermanfaat bagi masyarakat. Tanpa karakter, ilmu hanyalah pengetahuan tanpa makna. Apakah itu juga terjadi pada siswa SMPN 3 Satu Atap ?
Mengapa Pendidikan Karakter Masih Tertinggal ?Â
Pendidikan karakter, adalah nilai penting yang ingin Yayasan Matahati tanamkan di lingkungan SMPN 3 Satu Atap Putukrejo, dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pembiasaan karakter positif pada siswa, hal ini terjadi dilatar belakangi oleh beberapa faktor :
- Keterbatasan Fasilitas dan Tenaga Pendidik Sumber Daya Sekolah
- Keterbatasan tenaga pendidik dalam mengintegrasikan elemen pendidikan karakter ke dalam proses pembelajaran disebabkan oleh minimnya jumlah guru yang harus menangani banyak siswa serta jarak tempuh yang jauh, sehingga waktu pengajaran menjadi terbatas dan kurang intensif.
- Kurangnya Motivasi dan Kesadaran Diri Siswa
- Kurangnya interaksi dengan lingkungan yang lebih luas, sehingga berdampak pada keterbatasan wawasan dalam membangun sikap positif.
- Lingkungan Sosial yang Kurang Mendukung
- Rendahnya kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter dalam lingkungan sekitar.
- Faktor Keluarga
- Kurangnya perhatian dan bimbingan dari orang tua dikarenakan pekerjaan yang mengharuskan orang tua untuk tinggal terpisah dengan keluarga, bahkan beberapa dari orang tua murid bekerja sebagai TKI di luar negeri.
Melihat Diri Dan Karakter Siswa Melalui Journalling ?