Mohon tunggu...
Anis Susiati
Anis Susiati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia biasa yang memiliki semangat dalam mengeksplorasi dunia melalui kata-kata. Berani berbagi pandangan, pengalaman, dan inspirasi melalui tulisan dengan refleksi pribadi. Menyuarakan gagasan-gagasan positif dan membangun, serta selalu terbuka untuk berdiskusi dan bertukar pikiran dengan pembaca

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memahami Akar Gelisah di Balik Citra Sosial, Mengapa Kita Selalu Ingin Terlihat Baik di Depan Orang Lain?

9 Mei 2024   09:48 Diperbarui: 9 Mei 2024   09:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Kegelisahan dalam hati seseorang sering sekali muncul, butuh waktu lama untuk menemukan penyebabnya apa. Namun, aku menemukan salah satu dari banyaknya penyebab kegelisahan hati yang paling sering terjadi dalam diri manusia.

Pernahkah kompasianer bercermin? jawabannya pasti pernah, ketika kita bercermin seringkali kita melihat refleksi diri lebih dari sekadar penampilan fisiknya, kita akan lebih jauh melihat bagaimana citra sosial kita, bagaimana diri kita dipandang oleh orang lain. Disaat pikiran itu muncul terbesit pula dalam hati kita tentang rasa ingin terlihat baik oleh mereka. Ini merupakan fenomena kompleks yang dapat kita sebut sebagai akar gelisah citra sosial.

Manusia adalah makhluk sosial yang secara alami memiliki keinginan untuk diterima dan diakui oleh komunitasnya, hal inilah yang menjadi dorongan kuat untuk tetap terlihat baik di depan orang lain. Dengan memperoleh citra yang baik, kita berharap dapat mendapatkan penilaian baik dan dukungan dari orang lain atau lingkungan sosial kita.

Sebaliknya, citra yang buruk akan menjadikan kita khawatir dan gelisah memikirkan konsekuensi sosial yang mungkin akan terjadi, seperti takut ada penilialian negatif dan penolakan. Hal inilah kemudian yang membuat kita selalu berlomba-lomba untuk tetap terlihat baik di depan semua orang.

Terlebih di era digitalisasi saat ini, media sosial mampu memperkuat fenomena, dengan adanya platform-platform seperi Facebook, Twitter (X), Tiktok dan Instagram menjadikan kita memiliki panggung virtual. Tekanan untuk memamerkan kesuksesan, kebahagiaan, dan segala hal positif yang kita miliki guna meningkatkan citra sosial di mata orang lain terus meningkat.

Namun, akar gelisah citra sosial bukan hanya berkaitan dengan penilan orang lain. Terkadang kita menggunakan citra positif yang dimiliki sebagai cara untuk memperkuat percaya diri dan menghindari rasa rendah diri. Dengan memberi gambaran yang baik pada diri sendiri dapat memperbaiki perasaan insecure tentang diri kita.

Sehingga kita penting untuk menyadari bahwa citra sosial yang kita proyeksasikan tidak selalu mencerminkan siapa kita sebenarnya. Menjadi autentik, menerima, dan mencintai diri sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan adalah langkah awal untuk mengatasi akar gelisah citra sosial. Dengan memahami bahwa nilai dalam diri kita tidak serta-merta selalu bergantung pada persepsi orang lain menjadikan kita terbebas dari tekanan yang tidak perlu dan hidup lebih tenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun