Mohon tunggu...
Anis Fuadi
Anis Fuadi Mohon Tunggu... -

Pemimpin Redaksi Majalah TRIAS Politika, Owner of Tshirt Anak Negeri (clothing industry), Journalist, Book Editor, energetic, humble, smart.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

…Rusak Susu Sebelanga

17 April 2013   00:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:05 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“KARENA Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga”. Pepatah lawas ―namun senantiasa menemukan relevansinya di dalam kehidupan umat manusia― ini agaknya sangat pas untuk menarik kesimpulan sederhana terkait beredarnya secara luas ke seantero dunia empat video yang menggambarkan perilaku koruptif orang Indonesia, khususnya aparat pemerintahannya.

Adalah Kees van der Spek, seorang jurnalis asal Belanda, yang mengunggah (upload) empat video tersebut ke situs www.youtube.com. Keempat video tersebut membuat heboh publik di tanah air.

Semua kisah memalukan harkat dan martabat bangsa Indonesia terpampang dengan sangat jelas di dalam empat video tersebut, tanpa direkayasa. Semua video itu diambil sang jurnalis asing itu secara diam-diam, dengan menggunakan kamera tersembunyi dan tentunya berteknologi canggih.

Dia datang ke Bali, membuat sejumlah video tentang kelakuan aparat yang gemar menerima suap, dan kemudian mempublikasikannya ke situs YouTube. Ternyata, ada empat video yang dia buat. Dalam lamanYouTube, melalui empat video tersebut, Kees van der Spek telah menguliti kebobrokan praktik koruptif oknum di Kepolisian, Bea dan Cukai, dan petugas money changer.

Pada Kamis (4/4) lalu, van der Spek mengunggah video pemerasan oleh petugas bea dan cukai yang bertugas di Bandara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Video ini diberi judul “Bribes To Customs Officials Ngurah Rai Airport” dan berdurasi 2 menit 39 detik.

Rekaman berawal dari gambaran suasana di Bandara Ngurah Rai. Lalu gambar juga diisi dengan suasana di terminal kedatangan internasional dan proses pemeriksaan. Saat pemeriksaan, terlihat tangan van der Spek memberikan uang pada petugas bea cukai bandara sambil berjabat tangan. Lalu, dia menuju mobil yang sudah menunggunya. Isi video berikutnya adalah penipuan yang dilakukan olah  Petugas Bea Cukai itu.

Video berikutnya adalah ‘aksi tipu’ yang dilakukan perempuan Money Changer. Video berjudul “Bali/fraud to tourists in Bali” ini diunggah pada Senin (1/4) lalu. Isi video tersebut menggambarkan kecurangan petugas money changer. Keseluruhan tayangan berdurasi 5 menit 28 detik.

Dengan gamblang, van der Spek memberikan gambar kecurangan seorang petugas money changer saat memberi uang. Bila ada turis yang ingin menukar ke rupiah, petugas itu akan menghitung sesuai dengan kurs yang berlaku. Namun, saat diberikan, petugas mengurangi jumlah uang dengan menjatuhkannya ke bawah meja. Kelakuan yang sama juga ditunjukkan oleh petugas money changer lainnya.

Video berikutnya menggambarkan ulah penipuan oleh pemandu wisata, yang pura-pura menjual paket tur berhadiah kepada van der Spek. Sang pemandu menawarkan promosi dan hadiah kecil dan berbagai penawaran menarik lainnya.

Namun ternyata, itu trik saja untuk menarik para bule agar mau menginap di salah satu penginapan tertentu. Video ini sudah disaksikan oleh 80 ribu orang.

Video ‘Polisi Minta Damai’ itu berisi tentang anggota Polres Badung yang beraksi menerima suap dan minum bir bareng van der Spek. Sejak ramai diberitakan, video ini telah ditonton sebanyak lebih 850.000 kali di YouTube. Dalam tayangan Youtube yang diunggah 1 April 2013, Aipda KS awalnya menghentikan laju van der Spek yang tidak mengenakan helm dan melintas pos polisi Lio Square. KS menyarankan van der Spek membayar Rp 200 ribu agar pelanggaran lalu lintas itu tak sampai ke meja pengadilan.

Tak hanya tilang dan uang 'damai', Aipda KS dan van der Spek sempat nge-bir di pos polisi. Sementara teman KS hanya diam melihat aksi tilang 'damai' dan pesta bir tersebut. Atas praktik tak terpuji itu, kedua polisi itu kemudian diperiksa oleh Propam Polda Bali.

Sungguh memprihatinkan! Nama baik dan imej bangsa Indonesia tak ayal menjadi tercoreng-moreng di mata dunia. Betapa tidak. Empat video tersebut diibaratkan nila setitik yang potensial sekali mencemari manisnya citarasa susu sebelanga, yang bisa diumpamakan sebagai potret menawan negeri kita dan imej positif (suka menolong, ramah tamah) manusia Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun