SMKN 4 JEMBER
Jl. Kartini No.1 Jember
Sekolah Menengah Kejuruan, Kelas XII jurusan Akuntansi dan Lembaga Keuangan.
Penulisan best practice ini bertujuan mendeskripsikan pengalaman terbaik penulis dalam menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam pelajaran Bahasa Indoneisa dengan materi teks editorial pada siswa kelas XII Akuntansi Keuangan dan Lembaga.
Anis Fitriyanti, S.Pd.
Kamis, 15 Desember 2022
Latar Belakang
- Permasalahan yang sering terjadi di kelas adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide dalam kalimat-kalimat yang terstruktur, sehingga mudah atau bisa diterima oleh pembaca. Menulis bukan perkara mudah bagi pemula, perlu konsisten dalam belajar menulis. Oleh sebab itu, banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam menulis.
- Pembelajaran di SMK tentu berbeda dengan di SMA. Jika di SMA, pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting, maka berbeda dengan pembelajaran di SMK. Sebagai mata pelajaran normatif, Bahasa Indonesia di kalangan SMK kurang begitu disukai, karena dianggap bukan pelajaran 'penting'. Persepsi inilah yang kemudian menyebabkan banyak peserta didik kurang semangat, sehingga antusiasnya kurang.
- Sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai juga menjadi masalah. Salah satunya keterbatasan ruangan yang memiliki LCD. Di lain sisi, guru sangat butuh sarana tersebut untuk misalnya memberi stimulus atau menyampaikan permasalahan yang akan dijadikan topik editorial.
- Guru berperan penting dalam membangun semangat, persepsi bahwa menulis itu mudah. Selain itu, guru juga perlu berperan dalam menentukan model dan media pembelajaran yang akan digunakan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan demikian, peserta didik tentu lebih mudah dalam menulis teks editorial.
- Guru kurang memiliki banyak waktu untuk mengeksplor variasi pembelajaran yang menarik.
Tantangan:
- Teks editorial yang masih asing. Â Teks editorial merupakan teks yang asing bagi peserta didik karena sebagian besar peserta didik mengakses sosial media bukan untuk mencari informasi, melainkan untuk hiburan.
- Peserta didik dipaksa untuk bisa menuliskan opini berdasarkan permasalahan. Ini menjadi tantangan karena mereka tidak terbiasa beropini terkait masalah sosial, politik, hukum, kesehatan, dan sebagainya. Ditambah lagi, dalam KD tertulis dengan memerhatikan struktur dan kaidah kebahasaan yang benar.
- Peserta didik belum pernah menuliskan ide atau gagasan dengan stimulus gambar karikatur.
Pihak yang terlibat:
- Kepala Sekolah selaku penanggung jawab sekolah
- Waka Sarpras selaku penanggung jawab ruangan dan peralatan yang digunakan
- Dosen dan Guru Pamong
- Teman sebaya selaku observer
- Peserta didik sebagai sasaran
- Tim kamera dan edit
Langkah-langkah Menghadapi Tantangan
- Guru perlu menanamkan pemahaman yang positif pada peserta didik tentang pentingnya menuliskan gagasan/ ide, sehingga kritik atau saran terhadap orang lain bisa diterima dan direspon dengan baik.
- Guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat melalui rancangan pembelajaran. Berikut tahapan yang dilakukan dalam penyusunan RPP:
- Penyusunan Tujuan Pembelajaran
- Melalui pendekatan inkuiri terbimbing, peserta didik mampu secara teliti menalaah struktur dan kebahasaan teks editorial dengan tepat.
- Melalui model pembelajaran PBL, peserta didik mampu merancang teks editorial sederhana dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan secara tepat.
- Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Merancang teks editorial dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
- Pemilihan Model Pembelajaran
- Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Sesuai dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!