Mohon tunggu...
Anis Fitriyanti
Anis Fitriyanti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya Anis Fitriyanti, salah satu guru di sekolah menengah kejuruan. Saya mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Laporan Best Practise dengan Metode STAR

22 Januari 2023   00:07 Diperbarui: 22 Januari 2023   00:11 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SMKN 4 JEMBER

Jl. Kartini No.1 Jember

Sekolah Menengah Kejuruan, Kelas XII jurusan Akuntansi dan Lembaga Keuangan.

Penulisan best practice ini bertujuan mendeskripsikan pengalaman terbaik penulis dalam menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam pelajaran Bahasa Indoneisa dengan materi teks editorial pada siswa kelas XII Akuntansi Keuangan dan Lembaga.

Anis Fitriyanti, S.Pd.

Kamis, 15 Desember 2022

Latar Belakang

  • Permasalahan yang sering terjadi di kelas adalah menulis. Menulis merupakan kegiatan menuangkan ide dalam kalimat-kalimat yang terstruktur, sehingga mudah atau bisa diterima oleh pembaca. Menulis bukan perkara mudah bagi pemula, perlu konsisten dalam belajar menulis. Oleh sebab itu, banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam menulis.
  • Pembelajaran di SMK tentu berbeda dengan di SMA. Jika di SMA, pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran penting, maka berbeda dengan pembelajaran di SMK. Sebagai mata pelajaran normatif, Bahasa Indonesia di kalangan SMK kurang begitu disukai, karena dianggap bukan pelajaran 'penting'. Persepsi inilah yang kemudian menyebabkan banyak peserta didik kurang semangat, sehingga antusiasnya kurang.
  • Sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai juga menjadi masalah. Salah satunya keterbatasan ruangan yang memiliki LCD. Di lain sisi, guru sangat butuh sarana tersebut untuk misalnya memberi stimulus atau menyampaikan permasalahan yang akan dijadikan topik editorial.
  • Guru berperan penting dalam membangun semangat, persepsi bahwa menulis itu mudah. Selain itu, guru juga perlu berperan dalam menentukan model dan media pembelajaran yang akan digunakan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan demikian, peserta didik tentu lebih mudah dalam menulis teks editorial.
  • Guru kurang memiliki banyak waktu untuk mengeksplor variasi pembelajaran yang menarik.

Tantangan:

  • Teks editorial yang masih asing.  Teks editorial merupakan teks yang asing bagi peserta didik karena sebagian besar peserta didik mengakses sosial media bukan untuk mencari informasi, melainkan untuk hiburan.
  • Peserta didik dipaksa untuk bisa menuliskan opini berdasarkan permasalahan. Ini menjadi tantangan karena mereka tidak terbiasa beropini terkait masalah sosial, politik, hukum, kesehatan, dan sebagainya. Ditambah lagi, dalam KD tertulis dengan memerhatikan struktur dan kaidah kebahasaan yang benar.
  • Peserta didik belum pernah menuliskan ide atau gagasan dengan stimulus gambar karikatur.

Pihak yang terlibat:

  • Kepala Sekolah selaku penanggung jawab sekolah
  • Waka Sarpras selaku penanggung jawab ruangan dan peralatan yang digunakan
  • Dosen dan Guru Pamong
  • Teman sebaya selaku observer
  • Peserta didik sebagai sasaran
  • Tim kamera dan edit

Langkah-langkah Menghadapi Tantangan

  • Guru perlu menanamkan pemahaman yang positif pada peserta didik tentang pentingnya menuliskan gagasan/ ide, sehingga kritik atau saran terhadap orang lain bisa diterima dan direspon dengan baik.
  • Guru perlu memilih model pembelajaran yang tepat melalui rancangan pembelajaran. Berikut tahapan yang dilakukan dalam penyusunan RPP:
  • Penyusunan Tujuan Pembelajaran
  • Melalui pendekatan inkuiri terbimbing, peserta didik mampu secara teliti menalaah struktur dan kebahasaan teks editorial dengan tepat.
  • Melalui model pembelajaran PBL, peserta didik mampu merancang teks editorial sederhana dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan secara tepat.
  • Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi Merancang teks editorial dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan.
  • Pemilihan Model Pembelajaran
  • Merencanakan Kegiatan Pembelajaran Sesuai dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning

 

Strategi yang digunakan

  • Strategi yang digunakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran PBL dan media karikatur. Model PBL dipilih karena relevan dengan
  • Proses Pelaksanaan
  • Kegiatan Pendahuluan meliputi: salam, doa, mengecek kehadiran, penyampaian tujuan, mengaitkan materi dan acuan pembelajaran.
  • Kegiatan Inti meliputi fase: Orientasi pada masalah, menentukan isu/ permasalahan, mengorganisasikan, membimbing penyelidikan, dan menyusun dan mengembangkan argumen, menyajikan hasil dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
    3-63cc16f1c8351261ba78f7e3.png
    3-63cc16f1c8351261ba78f7e3.png
    5-63cc1726c835124ae452bd43.png
    5-63cc1726c835124ae452bd43.png
    9-63cc173e4addee397456f4e2.png
    9-63cc173e4addee397456f4e2.png
  • Kegiatan Penutup meliputi: menyimpulkan pembelajaran, refleksi, mengerjakan tes evaluasi, menggambarkan pembelajaran yang akan datang, doa dan salam penutup.
  • Sumber Daya. Sumber daya yang digunakan dalam best practise ini adalah pemahaman guru tentang model dan metode pembelajaran yang inovatif.

Hasil:

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia materi teks editorial dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) berbantuan media karikatur sangat efektif. Hal ini dikarenakan dapat meningkatkan hasil belajar pada peserta didik terutama pada kompetensi dasar merancang teks editorial dengan memerhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

Respon:

Terkait dengan strategi yang dilakukan, respon peserta didik sangat positif, terbukti pada saat dilakukan refleksi mereka mengatakan pembelajaran yang dilakukan dengan memanfaatkan media video dan karikatur menyenangkan dan mudah dipahami.

Faktor Keberhasilan:

  • Dukungan dari berbagai pihak yaitu kepala sekolah, dosen, guru pamong, teman sejawat, dan peserta didik menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi lancar.
  • Pemilihan media video pada fase orientasi pada masalah dan gambar karikatur dapat membuat peserta didik menjadi lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran. Rancangan editorial yang disusun sudah sesuai dengan struktur dan kebahasaan.
  • Faktor keberhasilan dapat dilihat dari hasil belajar terutama menulis teks editorial yang mengalami peningkatan.

Faktor Ketidakberhasilan:

  • Terbatasnya waktu, sehingga tidak semua kelompok dapat menyajikan hasil diskusinya di depan kelas.
  • Gangguan pada LCD sehingga hasil tulisan peserta didik tidak dapat ditampilkan.

10-63cc17594addee398d2f7542.png
10-63cc17594addee398d2f7542.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun