Mohon tunggu...
Anis Fauziah
Anis Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembentukan Nasionalisme Melalui Sejarah

19 Maret 2024   14:58 Diperbarui: 19 Maret 2024   15:34 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan bukan hanya dipahami sebagai transfer budaya atau pengetahuan, melainkan juga dapat berperan sebagai transfer nilai-nilai. Artinya bahwa pendidikan merupakan usaha untuk membangun karakter peserta didik di sekolah sehingga mereka dapat mengambil nilai moral, membedakan antara yang baik dan buruk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu mata pelajaran yang di dalamnya terkandung nilai-nilai moral adalah pendidikan sejarah. Dalam suatu peristiwa yang terjadi pada sejarah terdapat nilai penting sebagai pendukung pendidikan karakter di sekolah. Setelah kemerdekaan Indonesia, pendidikan sejarah diubah menjadi alat untuk membentuk nasionalisme bangsa. Pendidikan sejarah di Indonesia kini berfokus pada pengajaran tentang sejarah dan budaya Indonesia, termasuk perjuangan kemerdekaan, peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, dan nilai-nilai kebersamaan dan kesatuan bangsa. Tujuannya adalah untuk membentuk generasi muda yang memiliki rasa cinta terhadap bangsa dan negara, serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Belajar tentang sejarah merupakan bagian dari proses pembelajaran yang menggali asal-usul, perkembangan, serta kontribusi masyarakat di masa lampau. Hal ini juga melibatkan penelusuran terhadap nilai-nilai kearifan lokal yang dapat membentuk kepintaran, sikap, karakter, dan kepribadian peserta didik (Sapriya, 2012:209-210). Dalam konteks mata pelajaran sejarah, perannya sangat penting karena membantu siswa memahami makna dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di masa lalu. Dengan pemahaman ini, siswa dapat menggunakan pengetahuan tersebut sebagai landasan untuk menghadapi tantangan di masa sekarang dan masa depan. Oleh karena itu, pemahaman tentang sejarah sebaiknya diperkenalkan sejak dini, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal. Hal ini bertujuan agar terbentuk kesadaran akan nilai-nilai seperti nasionalisme, solidaritas, patriotisme, persatuan, dan integritas nasional.

Seperti mengangkat pembelajaran yang manusiawi menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa esensi Pendidikan adalah bagaimana cara menjadi manusia yang baik, dan yang dibutuhkan peserta didik adalah mengerti dan memahami apa itu sejarah, sehingga muncul rasa nasionalisme dalam diri peserta didik yang terbentuk melalui pembelajaran sejarah. Pendidikan sejarah diharapkan mampu mengajarkan kepada siswa bahwa dalam konteks saat ini, ekspresi nasionalisme bukan lagi ditunjukkan melalui perlawanan terhadap penjajahan atau upaya mencapai kemerdekaan, melainkan lebih pada bagaimana kita dapat menjaga dan mengekspresikan kasih sayang terhadap tanah air.

Semangat nasionalisme adalah rasa bangga akan identitas sebagai warga negara Indonesia, yang tercermin dalam prioritas yang diberikan pada kepentingan kolektif bangsa di atas segalanya. Sejarah kemerdekaan Indonesia mengilhami sikap ini, dengan para pahlawan yang berjuang dengan semangat nasionalis. Salah satu contoh nyata dari semangat nasionalisme ini terjadi dalam peristiwa bersejarah yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api pada tahun 1946. Pada saat itu, masyarakat Bandung bersatu dengan kekuatan penuh untuk melawan penjajah dengan tindakan heroik. Mereka tidak ragu untuk mengorbankan harta benda dan bahkan rumah mereka sendiri demi mempertahankan kemerdekaan Kota Bandung.

Makna nasionalisme yang tercermin dalam peristiwa Bandung Lautan Api meliputi nilai-nilai perjuangan, gotong royong, pengorbanan, semangat tak kenal menyerah, serta kepentingan bangsa diutamakan. Penting bagi generasi muda untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai positif ini dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sejarah memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian yang berkualitas dan rasa kebangsaan yang kuat terhadap Indonesia sebagai tanah kelahiran. Pemahaman yang baik terhadap sejarah akan menguatkan eksistensi, identitas, dan karakter nasional, dengan membangkitkan kebanggaan terhadap warisan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Tujuannya adalah untuk menjaga agar nilai-nilai budaya yang berharga tetap terjaga dan lestari.

Pada era modern saat ini, sikap nasionalisme berperan signifikan untuk membentuk karakter generasi muda yang sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia. Rasa nasionalisme tumbuh dari keinginan bersatu untuk melawan penjajah. Penanaman sikap nasionalisme saat ini, dapat dimulai dari mempelajari budaya kearifan lokal untuk memperkuat jati diri bangsa dan membangun persatuan dalam berbagai keberagaman warisan budaya. Dengan menghargai kearifan lokal dapat menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya sekaligus menjaga kekayaan warisan budaya yang dimiliki oleh Bumi Pertiwi.

Pemahaman terhadap masa lalu memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kesadaran kolektif dan identitas suatu bangsa. Dengan memahami sejarah, individu dapat menghargai warisan budaya mereka dan mengembangkan rasa kebanggaan terhadap nilai-nilai nasional. Melalui penelusuran perjalanan sejarah, seseorang dapat memahami perjuangan dan pencapaian yang membentuk tanah air mereka. Studi tentang sejarah juga dapat mendorong partisipasi aktif dalam upaya memajukan negara dan menumbuhkan cinta akan tanah air. Proses ini secara bersama-sama membentuk identitas nasional serta membantu mengukuhkan jati diri kolektif suatu bangsa.

Menurut Sartono Kartodirdjo, pemahaman terhadap sejarah oleh manusia memiliki signifikansi yang sangat penting dalam upaya membangun dan memelihara kebudayaan bangsa. Kesadaran terhadap sejarah tidak sekadar bertujuan untuk memperluas pengetahuan semata, melainkan harus difokuskan pada pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai budaya yang relevan dengan tujuan pengembangan kebudayaan itu sendiri. Dalam konteks penyempurnaan budaya bangsa, kesadaran sejarah memegang peran kunci dalam membangkitkan kesadaran bahwa sebuah bangsa terbentuk sebagai satu entitas sosial melalui serangkaian peristiwa sejarah yang membentuk identitas kolektifnya.

Oleh karena itu, penting untuk disadari bahwa pendidikan sejarah memiliki peran vital sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai karakter dari masa lampau kepada generasi mendatang. Proses pembentukan karakter melalui pembelajaran sejarah tidak hanya mencakup penghafalan dan pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi juga melibatkan pengembangan dan penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menanamkan serta menerapkan nilai-nilai kepahlawanan yang ditunjukkan oleh pahlawan kemerdekaan Indonesia menjadi sangat penting untuk membentuk kepribadian yang kuat dan moral yang baik pada generasi muda, serta menumbuhkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan rasa bangga sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun