Mohon tunggu...
Anis Diah Ayu
Anis Diah Ayu Mohon Tunggu... -

someone who just wants to keep learning and sharing.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mahasiswa Penguasa Dunia

10 Juni 2012   22:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:08 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BEBAS, Itulah satu kata yang tepat untuk siswa yang menyandang kata “Maha” pada statusnya ini. Bebas dari kejaran satpam jika terlambat masuk sekolah atau ketauan akan cabut dari kelas, bebas dari bangun pagi untuk mengikuti jam ke Nol, bebas dari berdiri sekitar satu jam dengan khitmad untuk menghayati proses upacara bendera setiap hari senin, bebas dari seragam putih abu- abu yang selalu dikenakan selama empat hari berturut- turut serta bebas dari try out yang selalu dijejalkan ketika menjelang detik- detik ujian akhir.Dan sekarang, bedakan dengan ketika menjadi mahasiswa, Kita Bebas Berekspresi mulai dari gaya rambut hingga Fashion yang menjadi Tren. Mau kita menggunakan pakaian paling tidak meching sedunia (baju warna kuning, celana warna orange, sepatu warna merah dan tas berwarna pink), tidak akan ada yang protes. Masih banyak lagi definisi bebas yang bisa dijabarkan jika berkaitan dengan mahasiswa, diantaranya adalah bebas berpendapat serta beraspirasi, bebas mau masuk kuliah atau enggak, bebas mau ngerjain tugas terlihat tebal atau tipis, bebas mau masuk organisasi berapa pun yang disuka, bebas sebebas bebasnya melakukan apa pun dalam mengembangkan segala potensi yang dimiliki.

Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai belahan dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Karena didalam sosok pemuda yang sering disebut “Agent of Change” ini terdapat Keberanian, Kemampuan Intelektual dan Semangat Keberbangsaan. Mei 1998, ribuan mahasiswa membuktikan kepeloporannya sebagai pendobrak tirani dan penyeru hati nurani rakyat dengan menghimpun kekuatan secara serentak sehingga dapat menumbangkan rezim Suharto yang telah berkuasa selama 32 tahun. Peristiwa yang sama juga terjadi di beberapa Negara lain, seperti peristiwa penggulingan Juan Peron di Agentina 1955 dan pelumpuhan Ayub Khan di Pakistan serta Perez Jimenez di Vinezuela oleh mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki peranan yang besar dalam perubahan sosial dan politik baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Ketika sebuah fenomena sosial terjadi dan membuat resah masyarakat, siapakah gerangan yang berani menjadi garda terdepan untuk menyuarakan keluh kesah rakyat tersebut? Mereka adalah mahasiswa. Jiwa bermanfaat yang besar, sosok intelektual muda ini juga dapat berbagi kepada siapa pun, dimanapun dan kapanpun untuk merekahkan senyum disemua kalangan masyarakat, mulai dari kaum pinggiran hingga tuna jompo. Lalu, siapa lagi gerangan yang bisa meremehkan mahasiswa? Dan patutlah kita berbangga sebagai pemuda dan pemudi yang menyandang kata Mahasiswa.

“Berikan aku sepuluh pemuda maka akan kugoncangkan dunia”

(Ir. Soekarno)

Betapa menakjubkannya jiwa pemuda hingga dapat mengguncangkan dunia, jika ia mau. Dan jiwa itu dimiliki oleh seorang mahasiswa. Lagi- lagi, kekuatan mahasiswa tidak bisa diragukan oleh seorang proklamator Negeri ini sekalipun. Pertanyaannya yang kemudian perlu direnungkan oleh setiap mahasiswa adalah Masihkah berlaku apatis terhadap fenomena sosial yang terjadi? Masihkah sibuk dengan dunianya sendiri? Masihkan meninggikan gengsi serta melakukan perilaku hedonisme? Masihkah mendahulukan emosi atau anarkisme daripada intelektualitas dalam menyelesaikan masalah? Masihkah menjadikan organisasi sebagai suatu wadah untuk mencapai kepentingan pribadi maupun kelompok?


Wahai Mahasiswa..

Kau adalah Pemuda – Pemudi Negeri

Kau adalah Penggerak

Kau adalah Generasi Penerus Bangsa

Kau adalah Harapan Ibu Pertiwi

Kau adalah Penguasa Dunia

Betapa amat disayangkan kepada mereka ‘mahasiswa’ yang tidak menggunakan kesempatan dan peluangnya untuk berperan di Dunia perkuliahan yang dinamis ini dengan sebaik- baiknya. Terdapat sebuah pernyataan yang menggelitik tersirat dalam benak “Boro- boro menguasai Dunia, menjadi mahasiswa berprestasi di kampus sendiri saja susah”. Ya, pemikiran itu betul sekali bahwa untuk menguasai dunia perlu menjadi sosok Luar Biasa. Tidaklah sesuatu hal yang mudah untuk menjadi sosok yang luar biasa tersebut. Tetapi, sebenarnya semua orang mampu menjadi Luar Biasa, jika ia BERPIKIR, ia MAU dan ia BERTEKAD. Hal yang menjadi salah kaprah disini adalah selalu mendefinisikan berprestasi dengan nilai IPK yang bagus, kemampuan berorasi atau berpendapat yang hebat dan skill of debate yang tidak dapat dikalahkan. Berprestasi bisa dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan berkiprah dalam sebuah organisasi dan bersungguh- sungguh didalamnya. Bukan berarti ketika tidak berorganisasi dan menjadi mahasiswa “Kupu-Kupu (Kuliah Pulang – Kuliah Pulang)” maka tidak dapat berprestasi atau menguasai dunia.

Manusia diciptakan berbeda, begituhalnya dengan mahasiswa. Ia memiliki karakter yang berbeda satu sama lain dan pola pikir unik yang tidak sama sehingga menciptakan cara masing- masing untuk berprestasi. Menjadi mahasiswa Kupu-Kupu atau mahasiswa Kura-Kura (Kuliah Rapat-Kuliah Rapat) atau mahasiswa Kuno-Kuno (Kuliah Nongkrong-Kuliah Nongkrong) adalah Pilihan. Bagaimana mereka menciptakan Dunia dalam versi mereka dan menghayatinya dengan sungguh- sungguh untuk kebermanfaatan lebih penting daripada memperdebatkan siapa yang paling berhak mendapatkan gelar berprestasi dan mana yang lebih baik antara mahasiswa kupu-kupu atau kura-kura. Seperti apa Dunia yang dikuasai itu? Akan tercipta sesuai dengan apa yang dipikirkan.

Akan menjadi besar dan luas dunia ini, jika kita berfikir besar.

Akan menjadi dekat dunia ini sehingga terus memberikan begitu banyak ilmu; wawasan dan cakrawala, jika kita mempunyai keinginan kuat untuk terus belajar.

Akan menjadi betapa menyenangkan dunia ini, jika kita selalu tersenyum.

Akan menjadi betapa hebatnya dunia ini, jika kita bersungguh- sunnguh.

“Mumpung Jadi Mahasiswa, Jangan Mau Jadi Mahasiswa Biasa”. Itulah kalimat yang tepat sekiranya untuk diberikan kepada para kawula muda yang sedang menjajaki betapa nikmatnya masa perkampusan dengan segala ritme cerita dan kisah perjuangan yang tidak akan dapat dilupakan hingga akhir hayat. Tidak inginkah mengukir senyum sebelum menanggalkan status mahasiswa menjadi seorang sarjana, tidak inginkah meninggalkan jejak kesungguhan dengan semangat keberbagian yang nantinya dapat dilihat dan dicontoh sehingga generasi selanjutnya menjadi sosok yang lebih hebat sebelum meninggalkan gerbang perkuliahan?

Bersyukurlah dengan bersungguh- sungguh atas kesempatan maha dahsyat ini untuk menjadi Mahasiswa Tidak Biasa dengan cara yang juga tidak biasa. Stop untuk mengkritisi tanpa berkontribusi, Berhenti untuk mengeluh dan tidak melakukan apa pun. Milikilah semangat untuk Bermanfaat dan Berbagi atas segala yang dimiliki : ilmu, pengalaman, senyuman, semangat dan harapan.

..Dan Buat Dunia ini teramat Bangga memilikimu, Mahasiswa.

Dari Mahasiswa Untuk Mahasiswa.

Anis Diah Ayu Masita (A.d.a.m)

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun