Mohon tunggu...
Anis Diah Ayu
Anis Diah Ayu Mohon Tunggu... -

someone who just wants to keep learning and sharing.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mahasiswa Kini dan Esok Untuk Indonesia Tersenyum (Diskusi antara IOMS dengan Bp. Anies Baswedan,Ph.D)

10 Maret 2012   09:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13313724701825093850

Mahasiswa, sebuah status yang tak asing lagi di mata masyarakat. Sebuah status yang barangkali adalah dambaan para pelajar yang telah lulus mengenakan seragam putih abu- abu. Pertanyaan yang sering muncul untuk mahasiswa sekarang adalah "Bagaimana Peran Mahasiswa saat ini?". Apakah mahasiswa masih menjadi agent of control dalam mengkritisi segala kekurangan dan ketidaktepatan janji Pemerintah dalam melaksanakan kewajibannya sehingga berdampak terhadap masyarakat yaitu kelaparan disetiap sudut wilayah, kekurangan akses dalam pemfasilitasan pendidikan, sistematisasi birokrasi yang terlalu bertele- tele dan lain sebagainya. Maka dari itu, mahasiswa disini berperan sebagai pergerakan untuk bergerak demi membela dengan berani hak- hak masyarakat . Apakah mahasiswa menjadi sosok intelektual muda yang bertugas berkompetisi untuk mendapatkan nama harum Negeri Indonesia di kancah Internasional. Apakah mahasiswa menjadi pemuda dengan ketulusan dan segala daya yang dimiliki melakukan hal- hal dharma bakti untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat atau apakah mahasiswa adalah siswa tertinggi yang bertugas menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi yang memiliki target untuk dapat lulus dengan cepat kemudian mendapatkan kerjaan yang layak dan sepantasnya. Pertanyaan itu tidak dapat dijawab secara menjeneral, dimana ketika keterwakilan jawaban memiliki arti yang sama untuk seluruh mahasiswa di Indonesia. Ketika berbicara peran yang dapat dilakukan oleh mahasiswa maka dapat disebutkan banyak sekali hal yang bisa dilakukan mahasiswa untuk bangsa dan Negara. Namun tidak semua mahasiswa memiliki keidealismean yang sama dalam mempertahankan makna sesungguhnya dari kata "Mahasiswa", siswa tertinggi diantara siswa yang lain dimana ia menyadang kata "Maha" di statusnya. Mahasiswa Kini dan Esok, bukan sebuah slogan atau sebuah julukan. Ini merupakan istilah dari keberfungsian dan peran yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dimanapun, kepada siapa pun dan kapanpun. Mahasiswa dengan fungsi dan peran kekinian adalah ia yang berusaha diaplikasikan pada segala fungsi dan perannya Kini untuk dimanfaatkan dalam sektor kehidupan sesuai dengan background pendidikan, keberbakatan dan minat masing- masing. Ia bergerak, ia melakukan dan ia bertindak Sekarang (Kini). Sedangkan Mahasiswa dengan fungsi dan peran Esok adalah ia yang tidak bergerak hanya untuk saat ini saja, tetapi bergerak untuk Masa Depan (Esok). Berpikir luas dan berkeinginan besar untuk menciptakan kebermanfaatan yang tidak hanya dilakukan sekarang tetapi untuk besok, lusa, minggu depan, taun selanjutnya dan seterusnya. Jika diperrbolehkan untuk melakukan survey terkait berapa jumlah mahasiswa dalam satu Perguruan tinggi yang peduli akan fenomena sosial kebermasyarakatan di Indonesia? Satu, dua, lima, sepuluh, dua puluh? Kini mahasiswa dengan segala akses dan keistimewaan yang dimiliki dirasa tidak cukup apatis dalam menanggapi permasalahan - permasalahan yang ada disekitarnya, terlepas dengan cara menanggapi yang berbeda- beda untuk tiap individu tentunya. Menghitung angka terkecil, katakanlah satu pergguruan tinggi hanya sepuluh orang mahasiswa saja yang bergerak untuk melakukan hal - hal kebermanfaatan. Kemudian, jika diperbolehkan kembali untuk menghitung berapa jumlah mahasiswa yang memiliki kepedulian tersebut di seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia? Jumlah Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta adalah 3.136, apabila kita kalikan dengan jumlah minimal yang sudah disepakati sebelumnya maka kita mendapatkan 31.360 mahasiswa. Apakah sudah banyak atau masih sedikit? Jawabannya masih sedikit, karena Bumi Pancasila kita ini sungguh teramat luas. Namun, sekarang bayangkan jika semua mahasiswa tersebut dapat bersatu dan merangkul mahasiswa lain dengan background apa pun yang mana belum peduli untuk menjadi peduli. Maka, apa yang terjadi? Indonesia tidak akan segan menampakkan senyum yang amat lebar kepada bangsa dan Nusantaranya. Bagaimana tidak bangga Pertiwi ini, jika suatu saat nanti ia mengetahui bahwa anak- anak bangsanya sedang berjuang secara serentak dan bersama- sama untuk membuat kebermanfaatan dalam usaha menyeimbangkan tiga pilar kehidupan. Hal ini adalah Esok karena selalu ada kata 'Jika' yang menyertai. Dan sekarang pertanyaannya adalah Kini. Kini, mahasiswa yang tegabung dalam Lembaga atau Organisasi cangkupan Nasional dengan berbagai disiplin ilmu sedang berusaha menyatukan visi untuk menggapai cita- cita bersama tersebut. Pembuktian dilakukan pada tanggal 21 Februari 2012 yang lalu di Kantor Indonesia Mengajar dimana Empat IOMS (Ikatan Organisasi Mahasiswa Sejenis) yaitu ILMPI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia), ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia), ISMKMI (Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia) dan ISMAFARSI (Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Indonesia) bersama dengan Bapak Anies Baswedan melakukan diskusi dalam pembahasan apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk Indonesia. Bapak Anies Baswedan adalah sosok percontohan bagi kami, seorang pemimpin dan intelektual muda yang dapat mengembangkan senyum Indonesia dengan cara jalan mencerdaskan bangsa. Inisiasi beliau dalam mengembangkan Indonesia Mengajar merupakan bentuk usaha konkret membuat Indonesia menjadi lebih baik dengan pengajar yang selalu ditanamkan ketulusan dimana perjuangan ini akan selalu dikenang dan tercatat dalam sejarah Indonesia. "Berhenti untuk mengatakan keluh kesah , Berhenti untuk selalu menuntut apa yang belum dilakukan oleh Negara dan Orang lain. Jangan jadi penerus yang Menunggu untuk bergerak. Wahai Pemuda, ketika menginginkan perubahan, jangan hanya menuntut dan mengeluh tetapi Lakukan apa pun yang bisa dilakukan. Cukup untuk Beralasan dan Just Do It Now", sebuah pesan yang membuat kami intropeksi. Kata orang, kami adalah agent of change namun sudahkah melakukan perubahan itu sebelum menuntut orang lain untuk berubah? Banyak yang menganggap bahwa kami adalah agent of control namun sudahkah melakukan kontrol terhadap diri sendiri untuk tidak melakukan hal- hal yang tidak terkontrol sehingga termanifestasi dari tindakan yang keluar pada batas norma (seperti melakukan kerusuhan, pemukulan, pembakaran dalam aksi pergerakan) sebelum dengan kuasanya mengeluarkan segala aspirasi sebagai bentuk kontrol? Sudahkah kita melakukan sesuatu hal untuk bangsa sebelum dengan kerasnya menyuarakan protes kepada Pemerintahan atas tidak berjalannya segala hal yang telah dijanjikan? Terimakasih bapak, membuat kami untuk merasa tidak sombong, membuat kami merasa bahwa masih banyak yang belum kami lakukan dam membuat kami tersadar untuk melakukan hal terbaik yang kami miliki dan bergerak Sekarang atas apa pun yang dapat kami lakukan. Pada pertemuan itu pula, beliau menularkan kata yang bernama "Keyakinan" untuk menjadi sebuah landasan yang paling mendasar untuk mewujudkan visi dharma bakti sebagai cita bersama. Keyakinan ini pun yang akan kami bawa untuk yakin dalam jalan perjuangan bahwa Indonesia akan Tersenyum bersama- sama saling bergandengan. Dan, Kami berjanji kepada diri sendiri serta bumi Pertiwi ini untuk menjadi mahasiswa yang tidak hanya kritis, tetapi memiliki keyakinan, ketulusan berbagi, intelektual dan moral yang jelas. Mari selalu bersemangat untuk membuat Indonesia Tersenyum bersama Mahasiswa. Hidup Mahasiswa! Dari Mahasiswa Untuk Indonesia. Mengembangkan Senyummu Ibu Pertiwi, Nusantara kami, Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun