aku berjalan melambat. entah letih atau malas. atau mungkin aku hanya ingin sedikit beristirahat melepas debu yang telah menebal di wajah, mengikisnya agar kembali dapat kulihat arah dengan jelas. atau aku hendak merubah arah perjalanan yang hampir 1/3 nya aku lewati. seolah ada rasa jenuh menggunung dan tak sesuai ego yang menguasai gerakan gerakan jiwa. aku hampir berteriak bosan. bahkan mungkin memeng telah aku teriakkan kata itu.
seperti kosong. atau mungkin hampa. putih. tak ada apapun. atau, atau seseuatu yang tiada ada keberadaannya.
tuhan...
aku,
aku,
aku tak mengerti,
kata orang aku sakit kepala saat yang kupegang adalah bagian atas anggota tubuhku yang disebut mereka kepala. apa iya? lalu apa yang harus aku lakukan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H