Indonesia baru saja mampu melewati masa  pandemi yang panjang dan telah menguras banyak anggaran negara untuk masyarakat dan negara.Â
Tahun 2022 kasus covid 19 menurun direspon dengan membuka pembatasaan sosial dan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ), mengakibatkan masyarakat kembali melakukan aktivitas normal namun ancaman covid masih berlanjut mengancam masyarakat.Â
Ekonomi global belum menujukan tanda tanda pulih kembali beberapa komoditi di Indonesia mengalami kenaikan harga sehingga memberikan keuntungan yang cukup besar kepada para ekportir. pemerintah menerima tambahan pendapatan pajak dari windfall profit .Â
Namun, di balik layar beban masyarakat dan dunia usaha meningkat drastis. Inflasi terus meningkat dan diperkirakan akan melebihi 4% tahun ini. Artinya daya beli  mengalami penurunan dan biaya operasional usaha meningkat. Industri Sumber Daya menjadi lebih baik, tetapi ini hanya sedikit orang yang terlibat dalam bisnis ini
Industri manufaktur belum memiliki peluang bagus untuk terus tumbuh untuk dulu. Faktanya,  dari  sektor ini diharapkan memberi nilai tambah bagi  perekonomian dengan meningkatkan produktivitas  sektor pajak dari sektor ini diharapkan mengisi pundi-pundi anggaran dari negara bagian yang saat ini berada di " Batas Menengah".
Gejolak Ekonomi Global  Di satu sisi, menawarkan manfaat bagi Indonesia, namun di sisi lain  menimbulkan risiko. Dalam  kasus global, terjadi peningkatan inflasi dan  merupakan dampak konflik antara Rusia dan Ukraina. Konflik tersebut telah menyebabkan kenaikan  harga energi  dan berbagai komoditas, sehingga  mendorong inflasi, terutama  di Eropa dan negara maju.
Dengan mengoordinasikan dan mengintegrasikan  kebijakan fiskal,  dan  keuangan yang kredibel, Indonesia diharapkan dapat melewati  badai tersebut. Pada Maret , 2022 ekonomi  ditandai dengan baik dari perspektif makro dan mikro.Â
Indeks Keyakinan Konsumen, Penjualan Ritel, Pertumbuhan Penjualan Kendaraan Bermotor,  Konsumsi Semen dan Listrik Terus Meningkat Ekspor Bahan Baku Berkualitas Terus Meningkat  Harga Mendukung Output Ekonomi Peningkatan  Pemerintah optimis Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat di tahun 2022. Keyakinan tersebut didukung oleh dukungan kegiatan konsumsi masyarakat atau  rumah tangga,  kegiatan investasi, dan  belanja pemerintah.
Kita juga bisa melihat peran APBN yang selalu bekerja  keras sebagai katalisator  pemulihan ekonomi di masa pandemi belanja pemerintah tahun 2021 meningkat 7% (realisasi sementara), di antaranya terkait dengan program  Pemulihan Ekonomi  Nasional (PEN).  Program PEN tetap fleksibel selama  pandemi untuk mengatasi tantangan dalam mendukung kesehatan, bantuan sosial, kelompok berpenghasilan rendah, komunitas bisnis, dan dalam menjaga stabilitas ekonomi, telah memainkan peran penting. Pemberian insentif pajak seperti PPnBM DTP untuk pembelian mobil selama pandemi Kebijakan  juga memberikan dorongan yang signifikan terhadap pemulihan sektor terkait.Â
Tingkat penjualan  ritel kendaraan meningkat 9,3 persen (YoY) pada 2021 di Keberlanjutan Program Strategis Nasional dan Investasi Negara  Pengeluaran juga akan ikut dalam Pembangunan Investasi warta fiskal  8 pada tahun 2021. Secara  umum, ekspansi fiskal yang dilakukan pemerintah di masa pandemi dinilai efisien dan efektif, apalagi jika dibandingkan dengan negara lain.
Pemulihan juga difasilitasi oleh dorongan  dari sisi produksi. Selain peran konsumsi  pemerintah, ekspor juga  merupakan aspek 'game-changer' yang menopang  pemulihan ekonomi nasional. Sejak kuartal pertama 2021, tingkat ekspor telah kembali ke tingkat pra-pandemi dan,  pada kenyataannya tingkat ekspor pada Kuartal IV-2021 adalah 23,8% di atas rata-rata 2019. Tempo Pemulihan ekonomi  global menjadi faktor kunci dalam menopang kinerja ekspor  Indonesia.