Mohon tunggu...
ANISA WULAN CAHYANI
ANISA WULAN CAHYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hingga Lakukan Edukasi dari Rumah ke Rumah, Begini Upaya Pemkot Kediri Kurangi Penumpukan Sampah

12 September 2023   04:05 Diperbarui: 12 September 2023   05:21 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah mengenai penumpukan sampah memang tidak ada habisnya. Semua orang disetiap harinya sudah pasti menghasilkan sampah. Entah sampah organik maupun anorganik. Bayangkan jika satu keluarga, satu desa, satu kecamatan, hingga satu kota. Berapakah kira-kira total sampah yang dihasilkan setiap harinya?

Menurut data DLHKP ( Dinas Lingkungan Hidup Kebersihan dan Pertamanan ) sampah yang dihasilkan oleh Kota Kediri mencapai 140 ton setiap harinya. Mirisnya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Kota Kediri hanya tersisa satu tempat, yaitu TPA III yang bertempat di Klotok. Sedangkan TPA I dan II telah ditutup oleh Pemerintah Kota Kediri lantaran telah penuh. TPA III Kota Kediri diteorikan akan penuh pada tahun 2022, namun Pemerintah Kota Kediri memperkirakan TPA ini masih bisa berfungsi hingga 2023. Hal ini dikarenakan TPA III Klotok Kota Kediri memanfaatkan sistem Sanitary Landfill. “TPA III ini secara teori mungkin 2022 akhir. Namun, kami mampatkan dengan Sanitary Landfill jadi bisa sampai 2023 dan ini masih muat,” jelas kepala DLHKP Kota Kediri, Anang, pada Selasa, 18 Januari 2022.

Walikota Kediri, Bapak Abdullah Abu Bakar menyampaikan kekhawatirannya terhadap penumpukan sampah yang terjadi di Kota Kediri. Beliau menyampaikan beberapa solusi yang diharapkan dapat mengurangi debit sampah yang ada di Kota Kediri, meliputi dilakukannya edukasi dari rumah ke rumah, penggunaan aplikasi E-bank sampah, inovasi pemanfaatan sampah, dan melakukan kerja sama dengan ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation).

“Penanganan sampah kalau dimulai dari hulu itu sebenarnya bisa menghemat anggaran, emang lebih lama karena perlu mengedukasi masyarakat. Tapi mengaca pada negara-negara maju, pengelolaan sampah yang modern memang harus dimulai dari hulu. Kalau semua hanya mengandalkan TPA, itu akan terus menumpuk dan menjadi bom waktu jika sudah tidak mampu menampung lagi,” kata Walikota Kediri, Bapak Abdullah Abu Bakar.

Untuk mewujudkan penyampaian edukasi mengenai sampah dari rumah ke rumah, Walikota Kediri bekerja sama dengan ECOTON ( Ecological Observation and Wetlands Conservation ). “Contoh kegiatannya, ECOTON telah merekrut kader untuk melakukan edukasi tentang penanganan sampah terpilah dengan datang ke rumah warga satu-satu. Kemudian mereka juga mengajak warga memilah sampahnya menjadi dua jenis sampah organik dan non organik. Dari 17 rumah yang mereka datangi hanya 5 rumah yang tidak bersedia memilah sampah. Ternyata warga juga tertarik memilah sampahnya, itu baru kegiatan sehari dan masih dalam kawasan satu RT, artinya kami optimis kesadaran warga Kota Kediri untuk memilah sampah sangat tinggi,” jelas Walikota Kediri, Bapak Abdullah Abu Bakar.

Walikota Kediri, Bapak Abdullah Abu Bakar juga berharap bahwa inovasi pemanfaatan sampah bisa mengurangi debit sampah Kota Kediri. Contohnya, dedaunan kering di jalan Kelurahan Ngronggo difermentasi untuk menjadi bahan makanan kambing dan limbah sayuran di Pasar Grosir dijadikan biskuit untuk makanan kelinci. Limbah seperti ini lebih baik dimanfaatkan untuk bahan makanan hewan atau bahan pembuatan kompos, daripada dibakar yang justru menjadi sampah di udara.

Selain itu Pemerintah Kota Kediri juga menerbitkan aplikasi E- bank sampah yang merupakan program Mahasiswa Magang Merdeka Prodamas Plus. Dengan aplikasi tersebut, bank sampah dapat menghemat penggunaan kertas pada pencatatan nasabah, pengelolaannya juga dapat dilakukan secara lebih sistematis dan aktual.

Dalam upaya pengurangan debit sampah Pemerintah Kota Kediri juga melakukan pembangunan instalasi pengolah sampah domestik di TPS3R Banjarmlati yang telah diresmikan pada Jumat, 25 November 2022. Pembangunan instalasi pengolah sampah domestik ini bekerja sama dengan perusahaan swasta yaitu PT Sagara Hijau Indonesia. “Harapan kita dengan kerjasama dengan PT Sagara Hijau Indonesia ini, TPS3R Banjarmlati bisa berfungsi dan berkontribusi maksimal dalam pengolahan sampah domestik utamanya di Kelurahan Banjarmlati dan sekitarnya. Jadi sampah yang masuk ke sini benar-benar bisa dimanfaatkan, nggak sampai kita buang di TPA(Klotok),” jelas Anang Kurniawan, Kepala DLHKP Kota Kediri.

Pengolahan sampah yang dilakukan di TPAS3R Banjarmlati ini bisa mencapai 3 ton setiap harinya, ketua DLKHKP Kota Kediri, Anang optimis bahwa sampah yang diolah di Banjarmlati ini bisa terus meningkat hingga 21 ton setiap harinya. Sehingga mengurangi masuknya sampah ke TPA III Klotok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun