Mohon tunggu...
ANISA WULAN CAHYANI
ANISA WULAN CAHYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Jember Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alasan Dinobatkannya Kota Tahu sebagai Kota Terkaya di Indonesia

4 September 2023   12:00 Diperbarui: 4 September 2023   12:25 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah kamu tentang Kota Tahu? Kota Tahu ini ternyata merupakan kota terkaya di Indonesia loh! Yap kota ini adalah Kota Kediri. Kota yang terkenal dengan tahu takwanya yang berwarna kuning sehingga diberi julukan Kota Tahu ini, ternyata bisa mengalahkan kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta hingga menjadi kota terkaya nomor 1 di Indonesia.

Penilaian kota terkaya ini diambil dari perhitungan pendapatan perkapita PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) setiap daerah yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistika). Angka pendapatan perkapita PDRB ini didapatkan dari penjumlahan pendapatan daerah dan dibagi dengan jumlah penduduk suatu daerah tersebut dalam kurun waktu 1 tahun.

Pendapatan perkapita PDRB Kota Kediri tergolong tinggi karena Kota Kediri mempunyai industri besar sedangkan penduduknya berjumlah kecil.

Hal ini juga disampaikan oleh penanggung jawab neraca BPS Kota Kediri, yaitu ibu Dyah Retnani pada Jumat, 24 Februari 2023. Beliau berkata, “Jadi yang ramai dibahas itu PDRB perkapita, bukan pendapatan perkapita masyarakat, tapi PDRB. PDRB perkapita itu adalah suatu produk yang ada di wilayah, ini di Kediri sangat besar karena ada produk dari rokok Gudang Garam, sementara untuk penduduknya itu sedikit, sehingga penduduk itu menjadikan nilai PDRB perkapitanya sangat besar.”

Jumlah penduduk Kota Kediri sendiri berdasarkan survei pada tahun 2020 berjumlah 286.796 jiwa dengan kepadatan penduduk sejumlah 4.611 jiwa/km². Tentu angka ini termasuk kecil apabila dibandingkan dengan kota-kota yang lebih luas wilayahnya.

Berdasarkan data BPS pada tahun 2022 pendapatan perkapita PDRB Kota Kediri mencapai 457,98 juta. Mengalahkan kota terkaya nomor 2, yaitu Kota Bontang dengan pendapatan perkapita PDRB sejumlah 312,14 juta, dan juga mengalahkan kota terkaya nomor 3, yaitu Kota Jakarta dengan pendapatan perkapita PDRB sejumlah 260, 44 juta.

Aktivitas produksi PT. Gudang Garam Tbk menyumbang hampir 70% pendapatan PDRB. Hal ini membuktikan betapa berpengaruhnya PT. Gudang Garam Tbk ini terhadap dinobatkannya Kota Kediri sebagai kota terkaya di Indonesia. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai perusahaan ini.

PT. Gudang Garam Tbk

Perusahaan rokok Gudang Garam didirikan oleh Tjoa Ing-Hwie atau Surya Wonowidjojo. Merupakan salah satu industri rokok terkemuka di tanah air yang telah berdiri sejak tahun 1958 di Kota Kediri Jawa Timur, hingga kini Gudang Garam sudah terkenal luas baik di dalam negeri maupun mancanegara sebagai penghasil rokok kretek berkualitas tinggi. Awalnya perusahaan ini adalah sebuah firma, kemudian pada tanggal 30 juni 1971 berubah menjadi perseroan terbatas (PT).

Tempat produksi dan kantor pusat dari PT Gudang Garam Tbk adalah sebuah kompleks, dengan luas sebesar 514 hektar. Jumlah karyawan PT Gudang Garam menurut data 2022 mencapai 31.559 jiwa dengan jumlah produksi 17 miliar batang per tahunnya. Menurut data pada tahun 2018 pendapatan dari PT Gudang Garam Tbk mencapai Rp 821 Triliun.

Macam-macam rokok yang telah diproduksi oleh PT Gudang Garam Tbk dibagi menjadi 5 jenis berdasarkan cara produksinya. Pertama, sigaret kretek tangan, cara produksi ini menghasilkan produk dengan merek Gudang Garam Merah, Gudang Garam Djaja, Gudang Garam Special Deluxe King Size,  Gudang Garam Patra, dan Taman Sriwedari Kretek. Kedua, sigaret kretek mesin full flavor, cara produksi ini menghasilkan produk dengan merek Gudang Garam Filter Internasional, Gudang Garam Signature, Gudang Garam Surya Exclusive, Gudang Garam Surya Profesional, dan Gudang Garam Move.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun