Di sebuah sekolah dasar , ada anak yang bernama Fulan. Fulan pernah berjuang dengan disleksia yang membuatnya mengalami gangguan belajar dan berkomunikasi dengan teman-temannya maupun bapak ibu guru sehari-hari di sekolah. Akan tetapi dalam kekurangannya tersebut dia mampu mengatasinya dan bisa belajar dengan baik.
Disleksia merupakan gangguan belajar dan mengolah informasi yang mempengaruhinya. Kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, mengeja, atau berbicara.
Pada masa Fulan sekolah dia menggunakan buku-buku berwarna untuk menggambarkan sejauh mana dia memiliki tingkat kemampuannya dalam membaca.
Dia selalu berpikir, keraguan begitu saja muncul dikepalanya. Dia selalu menganggap dirinya tidak baik atau tidak cukup pintar. Dan dia selalu berpikir "mengapa aku tidak seperti yang lain? Kata Fulan dalam hatinya.
Munculnya keraguan adalah saat-saat yang paling menentukan baginya. Fulan selalu ketertinggalan di kelas, karena ini suatu hal yang menentukan masa depanya , karena belajar adalah momen dia seumur hidup. Dimana Fulan bergilir momen-momen inilah yang menentukan dia menjadi diri sendiri.
Tantangan ini tidak hanya muncul saat di sekolah karena disleksi juga sangat mempengaruhi kehidupan Fulan sehari-harinya.
Dalam keraguannya, Fulan tidak membuat dia patah dalam belajar, Fulan sangat giat dalam belajar, membaca, menulis dan mengeja, Fulan adalah anak yang sangat giat dan sangat rajin dalam berusaha.Â
Pada suatu hari, ada seorang ibu yang menghampiri Fulan pada saat Fulan duduk merenung di salah satu taman bunga di sekolahnya, "hallo Fulan, kenapa kamu duduk merenung jatah begitu ?" Ujar ibu tersebut, Fulan menjawab " saya sedang merenungi hidup saya yang tidak beruntung seperti anak-anak pada umumnya bu" ujarnya, ibu tersebut langsung memotivasi untuk Fulan, banyak anak yang mengalami kekurangan nak, akan tetapi kekurangan tersebut bukan suatu hal yang membuat kamu malas dalam berusaha, suatu kekurangan yang di berikan oleh yang maha kuasa itulah salah satu alasan kamu untuk terus berusaha.Â
Setelah mendengar kata-kata ibu itu, Fulan langsung rajin dalam belajar, dan dia tidak lagi malu dengan kekurangannya, sampai saat ini Fulan selalu semangat dalam mengerjakan tugas dan lain sebagainya, dia selalu mengahkan kekurangannya dan selalu melawan perkataan atau ocehan-ocehan temannya yang selalu merendahkan kekurangannya.
Dan sampai sekarang Fulan menjadi anak yang rajin dalam belajar dan rajin berusaha sampai dia masuk 10 besar dalam kelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H