Mohon tunggu...
ANISATUL FATIKHA
ANISATUL FATIKHA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik Astra

Mahasiswa Politeknik Astra

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Modernisasi Pedagang Kaki Lima

20 Mei 2022   06:35 Diperbarui: 20 Mei 2022   07:04 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kehadiran modernisasi tentu akan membawa kemajuan yang signifikan bagi mereka yang siap beradaptasi dalam berbagai keadaan yang tidak terduga seperti perkembangan teknologi yang gesit. Tetapi dapat pula mengakibatkan kemunduran  serta kerugian bagi yang tidak siap, tidak memiliki strategi, dan tidak peduli akan perubahan. Sehingga banyak praktisi yang berlomba-lomba mewujudkan ide-idenya untuk mengubah dunia dengan memodernisasi aktivitas manusia yang dianggap rumit, kompleks, dan kuno menjadi lebih efisien, masif, dan fleksibel yang mana dapat menghemat energi sehingga biaya yang dikeluarkan pun dapat ditekan. Dalam rangka menyukseskan tujuan itu, AI merupakan komponen yang esensial  dan superior dalam sistemnya. Mulai dari jasa transportasi contohnya ojek online, usaha ritel contohnya marketplace , komunikasi contohnya aplikasi chatting, dan hiburan contohnya pemutar lagu dan film. Yang berarti sasaran utama dari modernisasi tersebut adalah kegiatan masyarakat yang memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan utama masyarakat.

Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan bagian dari sub bidang ilmu komputer yang beroperasi layaknya kecerdasan manusia. Dengan tersedianya data yang melimpah dan tak hingga jumlahnya, kecerdasan buatan dapat mengolahnya dan mempelajarinya untuk memberikan keputusan yang cerdas, akurat, dan presisi. Kecerdasan buatan bukanlah teknologi yang baru dicetuskan. Kendatipun demikian, sayangnya istilah ini masih terdengar asing bagi sebagian orang yang bukan merupakan penggiat teknologi. Akan tetapi, manfaat dari kecerdasan buatan telah terasa di setiap segmen kehidupan sosial manusia, misalnya yang paling kerap digunakan yaitu asisten virtual Google, Siri, dan Alexa.

Dalam hal kuliner pun AI dapat digunakan dengan maksimal untuk membantu pedagang kaki lima yang merupakan ciri khas kuliner tradisional Indonesia yang patut dilestarikan di tengah digandrunginya makanan cepat saji dan makanan luar negeri. Sehingga mereka membutuhkan inovasi baru agar tetap eksis.

Saat berwisata kuliner di Indonesia, mata tidak akan lepas dari lalu lalang pedagang kaki lima yang dikenal dengan harga aman di kantong dan rasanya pun tidak kalah dengan restoran besar. Biasanya gerobak dorong memenuhi kawasan kuliner yang tidak pernah sepi pengunjung. Tak jarang juga melihatnya lalu lalang menjajakan dagangannya keliling daerah ke daerah lain.  Banyak orang yang merekomendasi pedagang kaki lima saat ingin berburu makanan, camilan, hingga minuman. Berbagai inovasi mereka upayakan demi mengais rupiah dengan mengembangkan ide-ide kreatif pada usahanya. Namun, terkadang dalam pelaksanaanya tidak berbuah manis sehingga bantuan dari beberapa pihak untuk memberdayakan pedagang kaki lima sangat dibutuhkan. Dalam hal tersebut, penambahan hardware, IoT dan AI dapat membantu dalam pemetaan wilayah yang biasanya menjadi tempat untuk berdagang sehingga pembeli tahu pedagang kaki lima apa saja yang ada didekatnya, menemukan pedagang favorit, memberitahu daerah yang biasanya ramai orang, memberikan rekomendasi terbaik, ditambah beberapa fitur seperti chat, pesan online, serta review pembeli kaan nyaman dalam bertransakasi.

Tak hanya pengadaan hardware dan software yang dilakukan, namun mereka juga butuh adanya pelatihan untuk keterampilan digital. Contohnya seperti program Digital entrepreneurship Academy (DEA) yang telah diadakan oleh kementrian komunikasi dan informatika yang bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dalam mempercepat transformasi digital bidang kewirausahaan dalam meningkatkan ekonomi digital dengan sasarannya mencakup mencetak wirausaha digital baru, upskilling wirausaha digital maju, dan pengembangan kewirausahaan digital di desa yang inklusif. Semua ini dilakukan untuk melestarikan budaya makanan jalanan dan menjunjung kekhasan dari setiap pedagang.

Adopsi teknologi terutama AI akan terus tumbuh seiring semakin banyak organisasi bisnis serta penelitian yang menerapkan dan mengembangkan peralatan, teknik, dan teknologi baru untuk mendorong inovasi. Sistem AI telah digunakan untuk meningkatkan strategi bisnis, layanan pelanggan, riset pasar, periklanan, dan pemeliharaan prediktif. Hal ini membuka kemungkinan baru seperti peningkatan kemampuan teknologi untuk memahami data, membuat proses bisnis lebih efisien, dan memiliki tantangan baru seperti menghilangkan bias dari AI. Tren penggunaan teknologi mutakhir dan ini akan memengaruhi kehidupan sehari-hari dan bisnis dengan cara baru dan menarik.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun