Berpikir adalah proses yang membentuk representasi mental baru mengalami transformasi informasi oleh inteeraksi kompleks dari atribusi mental yang mencakup pertimbangan, pengabstrakan, penalaran, penggambaran, pemecahan masalah logis, pembentukan konsep, kreativitas, dan kecerdasan.
Kemudianterjadi beberapa perselisihan yang berkelanjutan, apakah berpikir adalah proses mental atau hanya sejauh yang dapat diukur secara perilaku. Contohnya. Seorang pemain catur mungkin belajar pergerakan selanjutnya untuk beberapa menit sebelum merespon dengan jelas. Selama pemain mempertimbangkan langkah yang akan diambil, apakah berpikir terjadi? Jelaslah bahwa proses berpikir memang terjadi, namun beberapa orang beragumen karena belum ada sikap atau perilaku yang terobservasi, seperti keputusan yang diambil tidak berasal dari observasi empiris, namun hanya karena spekulasi. Ada tiga ide dasar tentang berfikir (1) Berpikir adalah kognitif─terjadi secara “internal”, dalam pemikiran─ namun keputusan diambil lewat perilaku. Pemain catur dikatakan berpikir dalam pergerakannya. (2) Berpikir adalah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif. Ketika pemain catur sedang merenungkan gerakan, memori masa lalu berkombinasi dengan informasi masa sekarang untuk mengubah pengetahuannya akan situasi. (3) Berpikir bersifat langsung dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau langsung menuju pada solusi. Pergerakan catur selanjutnya dalam pemikiran pemainnya, langsung menuju kepada memenangkan pertandingan. Tidak semua tindakan berhasil, namun biasanya dalam pemikiran pemain, semua tindakan tersebut langsung menuju pada solusi.
Pembentukan konsep berhubungan dengan pengasahan sifat-sifat sesuai dengan kelas objek atau ide. Definisi awal konsep adalah “penggambaran mental, ide, atau proses” yang secara normal tersingkap melalui metode introspeksi eksperimen, yang telah secara luas diterima sebagai teknik utama psikologi. Konsep didefinisikan dalam ciri-cirinya. Ciri-ciri seperti yang telah digunakan disini adalah karakteristik suatu objek atau kejadian yang juga merupakan karakteristik objek atau kejadian lain. Dari sudut pandang kognitif, dasar untuk menerima sebuah karakteristik sebagai sebuah ciri adalah subjektif.
Berpikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sementara logika adalah ilmu berpikir. Walaupun dua orang dapat berpikir tentang hal yang sama, kesimpulan mereka mungkin berbeda, yang satu logis, yang lain tidak logis. Begitupun dengan pengambilan keputusan tidak semua argumen bisa disudahi secara objektif, mungkin saja menguraikan kalimat pertentangan verbal sehingga paling tidak kita bisa menganalisa komponen-komponen perselisihan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H