Mohon tunggu...
Anisatul Mukaromah
Anisatul Mukaromah Mohon Tunggu... -

saya adalah salah satu mahasiswi perguruan tinggi negeri di Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Representasi Pengetahuan

13 November 2014   02:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan adalah penyimpanan, pengintegrasian, dan pengorganisasian informasi dalam memori. Pencapaian pemahaman mengenai cara pengetahuan direpresentasikan dalam otak dan cara aktivitas otak menanifestasikan dirinya dalam pengalaman psikologis adalah salah satu sasaran utama neurosains kognitif.

David Boles menunjukkan pentingnya membuat keseimbangan antara “mengumpulkan” (lumping) dan “memisahkan” (spitting) jika kita benar-benar ingin mengembangkan sebuah ilmu mengenai hubungan otak-perilaku.

“Mengumpulkan” (lumping) terjadi saat peneliti atau pengamat mengasumsikan bahwa sebuah “tugas yang sedang dilaksanakan (oleh seseorang) melinatkan proses mental yang diyakini peneliti yang bersangkutan sedang terjadi”, atau,dengan kata lain, saat seorang peneliti meyakini bahwa tugas-tugas yang tampaknya serupa akan diproses menggunakan jenis pemrosesan kognitif yang sama, padahal sesungguhnya tugas-tugas tersebut diproses pada level pemrosesan yang sangat berbeda. “Memisahkan” (splitting), sebaliknya, terjadi ketika variasi-variasi dalam fungsi otak saat seseorang mengerjakan tugas-tugas yang serupa diasumsikan sebagai indikasi bahwa tugas-tugas tersebut adalah tugas-tugas yang sangat berbeda, sekalipun sesungguhnya tugas-tugas tersebut adalah tugas-tugas yang sama. Kecenderungan yang berlebihan untuk “mengumpulkan dan memisahkan” akan menghasilkan “kekusutan empirik” (empirical clutter) yang menyulitkan penemuan terhadap hasil yang sesungguhnya.

David Boles menyarankan bahwa “penggumpalan yang berlebihan” (overlumping) dapat dikurangi melalui penggunaan metodologi-metodologi statistik yang mampu mengidentifikasi proses-proses yang lazim dijumpai dalam beragam tugas kognitif; “pemisahan yang berlebihan (oversplitting) dapat dihindari dengan mengorelasikan aktivasi otak dengan kinerja tugas dan kemudian berfokus hanya pada area-area yang mengiindikasikan adanya hubungan (korelasi) yang kuat. Penggabungan perspektif lumping dan splitting pada akhirnya menjembatani generalisasi belebihan terhadap hasil (overgeneralization) dan hasrat yang kurang tepat untuk menyatakan aktivitas otak sebagai aktifitas yang langsung berhubungan dengan kinerja tugas. Dengan demikian, pemahaman kita mengenai fungsi-fungsi kognitif dan otak itu sendiri akan meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun