Berbicara mengenai sifat, sifat adalah sesuatu yang menunjukkan karakteristik mendasar, perasaan dan cara dalam bertindak. Sifat juga memiliki dua jenis yaitu sifat baik dan sifat buruk manusia memang tidak pernah luput dari kekurangan dan juga kelebihan semua diciptakan agar manusia bisa mengontrol segala sifat diberikan sifat baik agar senantiasa berbuat kebaikan dan begitu juga dengan sifat buruk untuk dijaga dan dikontrol agar tidak selalu diperbuat apalagi ke orang lain. Meski demikian di dalam kehidupan ada saja yang membuat manusia menjadi bersifat iri, cemburu, pelit, tidak mau mengalah, bahkan sombong.
Pada artikel kali ini yang akan dibahas lebih detail adalah mengenai sifat iri dan sombong. Sifat iri diartikan sebagai suatu sifat pada diri manusia yang dianggap selalu menganggap dirinya kecil dari orang lain dan sombong yang merupakan sifat di dalam diri manusia yang selalu menganggap dirinya besar dari pada orang lain. Sifat sombong biasanya cenderung dimiliki oleh orang yang merasa memiliki segalanya mulai dari keluarga yang harmonis, harta dan kekayaan yang banyak, jabatan yang bagus, memiliki teman dan pasangan yang selalu ada dan hampir sempurna.
Mereka bangga atas apa yang sedang dimiliki karena beranggapan itu semua tidak akan pernah habis dan meninggalkan mereka segala keinginan yang didapati pun dalam sekejap mereka dapatkan karena tidak perlu bersusah payah, berjuang sampai bekerja keras untuk mendapatkannya. Sedangkan sifat iri ditandai dengan cara pandang negative terhadap kesenangan atau kebahagiaan yang didapat oleh orang lain. Sebabnya karena diri kita tidak mampu mendapatkan apalagi melakukan hal tersebut. Ketidakmampuan menyebabkan sifat iri yang berujung pada kecemburuan yang berlebihan hingga menimbulkan kebencian kepada orang lain.
Jika sifat sombong identik dengan sesuatu yang selalu negatif, berbeda dengan sifat iri yang menurut saya ada jenis lain tidak selamanya berkonotasi negative namun ada sifat iri positif begitulah saya menyebutnya. Contoh dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari diri saya sendiri karena berkaca pada yang seharusnya adalah berkaca kepada diri sendiri. Berawal dari melihat teman saya ketika lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dihadapi dengan sebuah tantangan untuk mencari sebuah pekerjaan. Alhamdulillah saya merasa beruntung pada saat itu bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat dibandingkan dengan teman-teman saya yang satu angkatan apalagi kelas. Meskipun dengan gaji yang biasa saja tapi untuk ukuran seseorang yang baru lulus sekolah rasanya sudah sangat lumayan.
Berjalannya waktu saya banyak melihat teman saya yang bisa langsung melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah yang saya pikirkan saat itu adalah terus merasa diri saya sangat kecil dan mereka besar sekali seperti yang mereka lakukan adalah impian besar saya untuk bisa kuliah. Namun hidup sebagai tulang punggung keluarga membuat saya harus menunda pendidikan selama kurang lebih 3 tahun baru melanjutkannya hingga sekarang. Betapa irinya saya terhadap mereka yang bekerja hanya untuk mencari uang yang dihabiskan untuk dirinya sendiri sedangkan saya harus memenuhi kebutuhan keluarga mengingat saya terlahir dari keluarga yang sederhana tanpa sosok kepala keluarga. Rasa iri tersebut muncul namun juga membuat saya termotivasi dan selalu bilang kepada diri saya sendiri "mereka saja bisa, maka saya juga harus bisa bahkan lebih".
Ini hanya sebagian contoh kecil dari pengalaman saya pribadi, terkadang kita harus memaknai sifat buruk itu tidak selamanya buruk tergantung bagaimana kita menyikapinya sifat iri positif menurut saya wajib ada sebagai bahan motivasi hidup untuk bisa menjadi seperti orang lain bahkan lebih melampaui. Karena kehidupan terus berjalan keinginan manusia pun memang tidak akan ada habisnya lantas bagaimanakah car akita untuk terus mencapai keinginan, impian, keharusan dan kewajiban yang semestinya harus kita capai dengan melihat kesuksesan orang lain tentu membuat kita menjadin ingin seperti mereka sungguh sangat tidak seru jika kehidupan tidak saling berlomba-lomba dengan manusia lain untuk terus terus berkembang dan selalu maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H