Mohon tunggu...
Anisa Salsabila
Anisa Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Berminat dalam konten kesehatan, dan kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Kerjasama Antar Sektor dalam Menghadapi Hepatitis Akut yang Menyerang Anak-anak di Indonesia

3 Juni 2022   13:00 Diperbarui: 3 Juni 2022   13:11 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setelah pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama kurang lebih tiga tahun, kini dunia kembali dihebohkan dengan penemuan kasus hepatitis akut yang menyerang anak-anak.  Pada tanggal 5 April tahun 2022 WHO telah mengidentifikasi 10 kasus hepatitis akut parah yang tidak diketahui penyebabnya pada anak berumur kurang dari 10 tahun di Skotlandia tengah, Britania Raya (Mohapatra et al., 2022).  Setelah penemuan kasus di Denmark, kasus hepatitis akut meningkat pesat di Inggris hingga mencapai 74 kasus pada 8 April 2022 (Mücke and Zuzeum, 2022). Beberapa kasus baru pada anak-anak dan remaja juga telah dilaporkan di Belanda, Irlandia, Spanyol, dan Amerika Serikat. Hingga tanggal 27 April 2022, laporan anak dengan hepatitis akut sudah mencapai 191 kasus dari 15 negara yang telah diidentifikasi.

Berdasarkan (Pusat Data dan Informasi, 2014) hepatitis merupakan peradangan pada sel-sel hati yang disebabkan oleh infeksi jamur, bakteri, parasit, obat-obatan, konsumsi alkohol dan lemak berlebihan, serta penyakit autoimun. Hepatitis memiliki berbagai macam jenis, antara lain hepatitis A ,B,C,D, dan E. 

Sedangkan pada kasus hepatitis akut yang baru tidak termasuk dalam lima hepatitis yang telah disebutkan di atas dan penyebabnya masih belum diketahui. Perbedaan hepatitis akut dan hepatitis yang sudah ada antara lain,

  • Kasus hepatitis biasa disebabkan oleh virus hepatitis itu sendiri, tetapi pada hepatitis akut penyebab infeksinya yaitu adenovirus. Meskipun disebabkan oleh virus berbeda tetapi gejalanya hampir sama dengan hepatitis biasa, yaitu kelelahan, mual, nafsu makan menurun, dan munculnya rasa tidak nyaman pada perut (hati).
  • Kasus hepatitis biasa yaitu hepatitis A,B,C,D, dan E bisa terdeteksi oleh tes hepatitis, sedangkan kasus hepatitis akut jika diuji dengan tes hepatitis hasilnya akan keluar negative dan tidak terdeteksi.
  • Kasus hepatitis akut ditetapkan WHO sebagai kejadian luar biasa karena penyebarannya yang cukup masif, dibandingkan dengan kasus hepatitis yang telah ada.
  • Asal muasal hepatitis akut masih belum jelas dan masih belum diketahui, sedangkan hepatitis biasa sudah diketahui asal muasalnya. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui asal muasal hepatitis aktif.

Kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya telah masuk di Indonesia, dan hingga saat ini telah ditemukan total 16 kasus hepatitis akut pada anak-anak dan remaja dengan perincian 12 kasus aktif dan 4 meninggal dunia. Dari 16 kasus tersebut 11 kasus diantaranya diderita oleh anak berumur kurang dari 5 tahun, 3 kasus diderita anak umur 6 hingga 10 tahun dan sisanya diderita oleh kelompok umur 11-16 tahun. Anak-anak dan remaja merupakan generasi penerus bangsa. Pertumbuhan kasus hepatitis akut pada anak-anak tergolong cepat sehingga perlu dilakukannya langkah penanganan agar terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas. Selain itu penanganan bertujuan agar penyakit ini tidak sampai menjadi pandemi seperti kasus Covid-19.

Untuk menangani kasus hepatitis akut di Indonesia diperlukan kerjasama dan peran dari seluruh sektor, antara lain sektor pemerintah, sektor kesehatan, sektor pendidikan, dan sektor masyarakat.  Sektor pemerintah memiliki peran penting dalam menghadapi kasus ini dengan pemberian instruksi pada sektor lain untuk waspada terhadap kasus hepatitis akut dan memberi suntikan dana untuk mendukung penelitian. Sektor kesehatan, terutama ahli kesehatan masyarakat memiliki peran utama dalam menghadapi kasus ini. Perannya antara lain, melakukan penelitian mengenai asal mula penyakit dan memprediksi bagaimana pola tingkat penyebarannya dalam masyarakat. Sektor pendidikan memiliki peran untuk mengedukasi masyarakat  serta bekerjasama dengan sektor kesehatan untuk melakukan penelitian. Sedangkan sektor masyarakat berperan dalam menjalankan protokol kesehatan agar kasus hepatitis akut tidak semakin tinggi. 

Seperti layaknya pepatah, berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Jika suatu pekerjaan dilaksanakan sendiri akan terasa berat, namun jika dilaksanakan secara bersama maka akan terasa ringan. Dalam kasus ini, jika seluruh sektor saling bekerjasama, maka kasus hepatitis akut dapat diselesaikan dan terciptanya kualitas kesehatan yang tinggi dalam masyarakat.

SUMBER DATA

Mohapatra, R. K., Kandi, V., Tuli, H. S., Verma, S., Chakraborty, S., Rabaan, A. A., ... & Dhama, K. (2022). Emerging cases of acute hepatitis of unknown origin in children amid the ongoing COVID-19 pandemic: Needs attention–Correspondence. International Journal of Surgery, 106682.

Mücke, M. M., & Zeuzem, S. (2022). The recent outbreak of acute severe hepatitis in children of unknown origin–what is known so far. Journal of Hepatology.

Pusat Data dan Informasi, K. K. R. (2014) ‘Situasi dan Analisis Hepatitis di Indonesia’, Pusat Data Dan Informasi Kemenkes RI, pp. 1–8.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun