Filsafat dakwah adalah ilmu yang mempelajari secara kritis dan mendalam tentang dakwah dan juga bagaimana respon seseorang terhadap dakwah yang disampaikan.
Filsafat dakwah berkembang menjadi kajian dan pengetahuan tersendiri setelah keilmuan dakwahtersistematisir dan diakui keberadaannya pada pertengahan abad ke20. Pengakuan dakwah sebagai ilmu bukan hanya pertimbangan telah berdirinya Fakultas Dakwah di Mesir dan Indonesia, melainkan karena kegiatan dakwah merupakan fenomena sosial yang dapat dipelajari dan dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan.
Adapun objek material dari filsafat dakwah adalah tuhan, manusia, lingkungan dan ajaran islam.
Perkembangan dakwah:
1. Dakwah klasikÂ
Seperti yang dilakukan   pada periode awal islam yaitu dakwah Rasulullah dan dakwah para sahabat. Pada tahap ini dakwah masih merupakan kegiatan keagamaan berupa seruan atau ajakan untuk menganut dan mengamalkan ajaran Islam yang dilakukan secara konvensional dan juga belum tersusun secara sistematis.
2. Dakwah modernÂ
Tahap ini merupakan tahap pertengahan antara tahap konvensional dan tahap berikutnya, yaitu tahap ilmiah. Pada tahap ini, dakwah yang ada dalam tahap konvensional di atas sudah mulai dibicarakan secara khusus oleh beberapa kalangan, sehingga muncul beberapa literatur yang secara khusus membahas dakwah.
3. Dakwah kontemporer ( abad 20 hingga saat ini )
Pada tahap ini, dakwah telah berhasil tersusun sebagai ilmu pengetahuan dan telah memenuhi beberapa persyaratan pokoknya, yaitu obyektif, metodik, universal, dan sistematis.
Kontribusi Filsafat dakwah terhadap keilmuan dakwah yaitu;