1. Identifikasi masalah: ketika kita terlibat dalam suatu maalah, kita harus terlebih dahulu mengenal dengan akurat masalah tersebut. Contoh masalah-masalah yang sering terjadi di kehidupan adalah kesulitan memenuhi harapan di ruang kelas, memilih apakah akan menyelesaikan pekerjaan rumah atau tidak, atau bahkan memutuskan untuk terlibat dalam perilaku tidak sehat, seperti berbohong, melakukan kriminal, dan sebagainya. Bagi sebagian orang, mengenali bahwa mereka berada dalam situasi yang sulit dapat menjadi tantangan sebagai akibat dari kesulitan berbasis bahasa atau kelemahan komunikasi sosial mereka.
2. Menganalisis situasi: Setelah kita berhasil mengidentifikasi masalah yang terjadi, kita harus belajar menganalisis situasi dari berbagai sudut, termasuk mengidentifikasi bagaimana dan mengapa masalah itu muncul.
3. Memecahkan masalah: Setelah mengidentifikasi, menganalisis, dan mempertimbangkan masalah, kemudian kita perlu mengembangkan dan mempraktikkan metode untuk memecahkan masalah. Pada saat memecahkan masalah kita perlu mengidentifikasi setiap opsi yang memungkinkan dan mengeksplorai dari setiap opsi yang ada.
4. Pertimbangkan tanggung jawab etis: sebelum kita mengambil sebuah keputusan, kita harus melihat konsekuensi yang akan terjadi dengan memepertimbangkan etis atau moral yang mungkin akan kita rasakan atau pegang. Dalam mempertimbangkan keputusan kita bukan hanya melihat konsekuensi yang akan kita dapat saja tetapi juga orang disekitar kita. Misalnya, sebelum seorang siswa memilih untuk melihat ujian orang lain, siswa tersebut perlu mempertimbangkan potensi dampak etis dan moral dari menyontek.
5. Evaluasi dan refleksikan: Mengevaluasi dan merefleksikan apa yang terjadi hampir sama pentingnya dengan proses pengambilan keputusan itu sendiri. Ketika siswa meluangkan waktu untuk mengevaluasi seberapa berhasil mereka mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan masalah, mereka lebih cenderung terlibat dalam refleksi yang tepat tentang apa yang berjalan dengan baik dan apa yang dapat ditingkatkan. Refleksi ini memungkinkan siswa untuk mencatat setiap perubahan yang diperlukan dan bekerja untuk memasukkannya ke dalam kesempatan pengambilan keputusan berikutnya.
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sangat penting saat kita menganalisis konsekuensi dari tindakan individu dan institusi kita terhadap kesehatan dan keselamatan orang lain, membuat keputusan yang mempromosikan kesejahteraan kolektif, dan terlibat dalam tindakan kolektif untuk membentuk masyarakat yang lebih adil dan setara.
Keterampilan yang terlibat dalam pengambilan keputusan etis dan tanggung jawab meliputi:
- Menunjukkan rasa ingin tahu dan pikiran terbuka
- Mempelajari cara membuat penilaian yang masuk akal setelah menganalisis informasi, data, dan fakta
- Membuat keputusan etis berdasarkan saling menghormati dan norma-norma sosial yang relevan secara budaya
- Menyadari tanggung jawab seseorang untuk berperilaku etis
- Mengidentifikasi solusi untuk masalah pribadi dan sosial
- Mengantisipasi dan mengevaluasi konsekuensi dari tindakan seseorang
- Menyadari bagaimana keterampilan berpikir kritis digunakan baik di dalam maupun di luar sekolah
- Mengevaluasi dampak pribadi, interpersonal, komunitas, dan institusi
- Merefleksikan peran seseorang untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi, keluarga, dan masyarakat.
Konsep pengambilan keputusan etis dan tanggung jawab terkait erat dengan komponen SEL lainnya. Misalnya, untuk melakukan hal yang benar dengan membela teman yang memperlakukan orang lain dengan buruk, seorang siswa perlu berhubungan dengan nilai-nilai mereka sendiri (kesadaran diri) dan mampu mengatur emosi yang saling bertentangan (manajemen diri); mereka juga harus mampu berempati dengan mereka yang terpengaruh (kesadaran sosial) dan menolak tekanan teman sebaya untuk bergabung (keterampilan hubungan).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H