Mohon tunggu...
Anisa Rahmasari
Anisa Rahmasari Mohon Tunggu... Penerjemah - Penikmat hal klise dan sederhana

Menikmati waktu senggang dengan bermimpi dan menonton serial televisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Meramu Ampun

15 Februari 2021   07:56 Diperbarui: 15 Februari 2021   13:14 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Waldemar Brandt on Unsplash 

Tuhan, bukan 'kah manusia mengerikan?

Mereka diberkahi dua mata yang pekat dan menghisap! Hati mereka diikat hasrat sepekat malam! Tulang mereka dipancang ego seluas samudra!

Tuhan, oh, Tuhan. Dengan mata itu, bukankah manusia akan mengenggam apapun yang berkelindan di hadapan mereka? Dengan tangan itu, bukankah mereka bakal menikam apapun yang menyandung langkah kaki-kakinya, lalu menggurat luka pada tangan yang menuntun pundak mereka. Tak satu pun kuasa mampu menghentikan manusia yang liar dan lapar, bahkan jika jiwa mereka mulai merana lelah; bahkan jika esok mentari terbit di langit yang salah.

Tuhan, bukan 'kah manusia menyedihkan?

Mereka bersimpuh semalaman di depan berhala. Mereka merintih-rintih atas nama cinta. Mereka menjunjung sesamanya yang sekaum, menikam sesamanya yang berbeda. Fanatisme menenggelamkan akal mereka!

Tuhan, oh, Tuhan. Dengan hati yang penuh akan pemujaan, bukan 'kah manusia akan berpaling darimu? Bukan 'kah manusia akan terlarut dalam gemilang duniamu dan berhenti bersujud, tiada lagi takut pada murka-Mu? Akan 'kah mata mereka yang gelap akan mendekatkan benak mereka pada-Mu? Tiada kuasa yang mampu mengurung lihainya nafsu di daging manusia, dan cinta-cinta berlebih di hati mereka, bahkan jika tangan semesta sudah menyemburkan kuasa.

Tuhan, oh, Tuhan. Hambamu yang lemah dan tiada daya ini bertanya-tanya; jika hati hamba telah terlarut dalam laku yang sama, berapa banyak sujud hamba yang berjasa menghapus noda-noda dosa?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun