Bahasa adalah satu dari sekian banyak unsur kebudayaan yang harus kita pahami dengan baik. Bahasa menunjukkan identitas dan bagaimana kita membawa diri kita kala berinteraksi dengan sesama manusia. Dalam struktur yang paling mendasar dari kebahasaan, ada kata, frasa, klausa yang menyertainya. Ada juga sintax, fonologi, grammar, dan beberapa bentuk fitur linguistik untuk memberikan struktur kebahasaan. Di bahasa tertulis, ada beragam dasar-dasar penyusun kalimat yang menunjukkan bagaimana kita memahami dan menggambarkan sebuah situasi, atau bahkan membentuk struktur istilah tertentu untuk mendeskripsikan sebuah kejadian. Di sini adalah bagian di mana bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar sesama manusia.
Sebagai manusia, kita cenderung suka membentuk suatu hubungan dengan sesamanya. Hubungan ini terkadang dibentuk dengan manusia lain yang datang dari beragam tempat, negara, dan bahasa. Ragam tempat dan budaya membentuk bahasa yang berbeda pula. Terkadang, hal ini membatasi alur informasi yang disampaikan dan menghalau proses komunikasi. Di sinilah proses penerjemahan dimulai.
Penerjemahan adalah proses di mana sebuah pesan dari teks tertentu dalam bahasa sumber ditransfer ke bahasa target dengan tujuan agar pembaca dari bahasa target dapat memahami isinya. Dalam penerjemahan, penerjemah harus memahami kata, klausa, dan kalimat penyusun teks tersebut, sekaligus memahami indikator kebudayaan baik dari bahasa sumber maupun bahasa target, agar penerjemah dapat memahami pesan dari teks tersebut secara menyeluruh. Di tahap ini, penerjemah perlu juga memahami bahwa pesan-pesan itu harus bisa dipahami oleh pembaca dari bahasa target yang tentu saja memiliki pemahaman dan cara yang berbeda dalam memproses informasi. Oleh sebab itu, penerjemah harus memahami tiap kalimat dan kata dari teks bahasa sumber tanpa benar-benar terikat dengannya.
Menerjemahkan adalah sebuah aktivitas yang memerlukan pendekatan tertentu dan terdiri dari beberapa tahap. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Roger T. Bell, kenyataan dari sebuah proses penerjemahan adalah membuat teks tersebut dapat dipahami oleh pembaca dengan cara menganalisis dan memahami makna dari teks tersebut terlebih dahulu. Setelahnya, kita dapat menghasilkan keluaran informasi dan menyusunnya kembali menjadi sebuah teks yang memiliki struktur kebahasaan yang mirip dengan bahasa target.  Metode ini dinamakan Reverse Engineering. Reverse Engineering adalah sebuah proses kognitif di mana kita, sebagai penerjemah, harus membaca dan menganalisis teks terjemahan secara menyeluruh hingga diperoleh pesan, fitur linguistik, dan strukturnya. Setelah itu, kita pisahkan bagian-bagian itu dan kategorikan berdasarkan informasi sesuai dengan ide konteks, tujuan, serta kajian antar teks. Pada akhirnya, kita dapat memperoleh makna yang sudah kita pahami dari teks tersebut dan menggunakannya untuk membentuk hasil terjemahan. Hasil terjemahan ini, yang berupa pesan menyeluruh dari teks sumber, mengandung pesan dan informasi yang akan kita susun sesuai dengan struktur bahasa target.
Karena pemahaman budaya dari bahasa sumber dan bahasa target berbeda, kita perlu memahami bahwa pesan yang disampaikan mungkin saja akan berbeda secara keseluruhan, dapat bergeser, dan akhirnya dipahami secara berbeda. Maka dari itu, penerjemahan terkadang dikategorikan sebagai sesuatu yang agak sulit dilakukan. Kita perlu membentuk strategi khusus sehingga kita tetap mampu mengutarakan pesan dari teks sumber ke teks target tanpa mengurangi gaya penulisan penulis maupun 'rasa' penulisan dari teks tersebut. Di saat yang bersamaan, kita juga perlu membuat pembaca dari bahasa target memahami makna dari teks tersebut secara akurat dan menyeluruh.
Proses menerjemahkan adalah sebuah proses menyeluruh di mana kita dapat mengkontruksi ulang sebuah struktur teks dari bahasa sumber dan mengambil pesannya, lalu mengalihkan pesan tersebut ke dalam struktur bahasa target. Lebih lanjut, penerjemah juga perlu mengalihkan pesan tersebut ke dalam bentuk pendekatan dan bentuk kebudayaan bahasa target, sehingga terciptalah terjemahan yang otentik dan mengandung pesan yang tepat dan mudah dipahami. Jika pesan dari teks bahasa sumber dapat diterjemahkan dan disusun secara tepat, informasi dari teks tersebut dapat dipahami dengan baik oleh pembaca target. Pada akhirnya, alur informasi akan berlanjut, pesan yang terkandung dari teks akan tersebar ke berbagai belahan dunia, dan pembaca akan semakin tercerahkan karenanya.
Referensi:
Bell, R. T. (2020) Translation as Reverse Engineering, Phase 1: Converting The Words in A Text Into Pictures in The Mind, 8-16. https://dx.doi.org/10.4108/eai.8-9-2020.2301322
Copyright:
 Photo by Kevin Lehtla on Unsplash