Mohon tunggu...
Nurul Anisa Putri
Nurul Anisa Putri Mohon Tunggu... -

sanguinis plegmatis, Akuntansi FEUI 2007

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sekilas Tentang PNPM Mandiri

17 Mei 2010   12:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:09 2954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mungkin sebagian orang sudah mengetahui apa itu PNPM Mandiri (Program Pemberdayaan Nasional Masyarakat). Hal ini juga bukan hal yang memang baru, sudah berjalan beberapa tahun. PNPM Mandiri adalah sebuah program yang diselenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum yang berfungsi untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Sebelum adanya program ini, ada juga yang bernama P2KP (Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan). Lalu diperbaharui menjadi PNPM Mandiri. Ini ditujukan untuk desa desa di Indonesia agar bisa lebih maju di dalam tingkat terkecil yaitu desa. Diharapkan dengan adanya program ini bisa memajukan Indonesia dengan bermula dari hal yang kecil.

Sebenarnya, program ini dilaksanakan untuk membentuk dan menumbuhkan swadaya masyarakat mengenai pembangunan desa dan kesejahteraan sosial. Yang dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat desa, lalu dibentuklah para relawan relawan yang siap membangun desa secara ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Dari relawan yang ada dibentuklah BKM ( Badan Keswadayaan Masyarakat) yang anggotanya dibatasi dan terdapat satu koordinator. Fungsi Utama BKM ini sendiri adalah untuk menggerakkan masyarakat dan menanggulangi kemiskinan. BKM ini yang merencanakan program program dengan menunjuk KSM yang terdiri dari relawan relawan desa.

Bukan hal yang mudah untuk melakukan pekerjaan ini, butuh waktu untuk pensosialisasikan kepada masyarakat, pembentukan relawan, BKM, KSM serta birokrasi birokrasi untuk pelaporan tiap kegiatan yang dilaksanakan. Anggaran yang diterima untuk segala yang dibutuhkan atau disebut dengan BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) diturunkan dalam beberapa tahap, tidak turun sekaligus. Tahap pertama 20%, tahap kedua 50% dan tahap ketiga 30%. Prosesnya juga tidak mudah, membutuhkan pertanggungjawaban yang besar dan para relawan ini sama sekali tidak dibayar.

Ada tiga hal utama yang dilakukan dalam PNPM Mandiri ini yaitu bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk bidang ekonomi, terdapat pemberian pinjaman tanpa bunga untuk masyarakat yang memiliki usaha kecil. Pinjaman itu dijadikan modal yang berputar dan akan dikembalikan lagi nantinya. Dalam bidang sosial, ini lebih kepada pemberian pelatihan pelatihan kepada masyarakat agar memiliki keahlian seperti pelatihan menjahit, ini juga disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan desa tersebut. Yang terakhir adalah lingkungan, ini adalah pembetulan sarana dan prasarana di desa, seperti pembangunan jalan kecil, irigasi, ketersediaan air bersih,MCK, ketersediaan tempat sampah, penerangan umum, jembatan dan lain sebagainya.

Program ini sebagian besar dilaksanakan dengan baik karena setiap desa diberikan fasilitator yang berguna untuk memberi pengarahan agar tujuan program tercapai dan masyarakat bisa mempercayakan program program yang dilakukan kepada BKM nya. Laporan keuangannya pun diaudit oleh auditor independen dari pemerintah daerah yang sudah ditunjuk.

Yang terkadang menjadi kendala menurut salahsatu Ketua BKM sebuah desa yang pernah saya wawancara adalah terkadang masyarakat desa masih tidak mengerti pemberian bantuan ini. Mereka menganggap bahwa mereka diberi bantuan secara full. Mereka hanya ingin dibantu yang bersifat benda saja dan langsung mereka terima. Dan terkadang masyarakat tidak percaya terhadap pengelolaanBKM, padahal BKM sudah seringkali berdiskusi melalui KSM KSM yang ada. Namun, program yang dilakukan untuk memancing masyarakat desa agar bisa berusaha lebih giat lagi dalam bekerja, berekonomi dan bergotong royong sesama masyarakat di desa. Program ini menumbuhkan kepedulian sesama masyarakat, saling bekerjasama dan membangun desanya bersama sama.

Dari berbagai sumber yang terkait.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun