Novel kelima yang ditulis oleh Andrea Hirata ini adalah masih tentang perjalanan kisah Ikal dari Novel-novel sebelumnya masih tentang perjuangan cinta pertama yang tak lekang oleh waktu. Terbutakan oleh yang namanya cinta, hingga ia menyadari dirinya sendiri telah sakit gila karena cinta. Namun juga diselingi oleh kisah Enong yang tak pernah menyerah dengan segala nasib buruk menimpanya. menjadi tulang punggung keluarganya sejak berumur empat belas tahun, menjadi pendulang timah wanita pertama bahkan menikah dengan orang yang tidak dicintainya sehingga melukai hati Enong sendiri. Namun, bukan Enong namanya jika dia menyerah, dia tetap semangat meski berbagai cobaan menimnpanya dan akhirnya ia berkeinginan belajar bahasa Inggris sesuai cita citanya sebagai Guru bahasa Inggris. dan ketika dia mempelajari hal yang tidak memungkinkan baginya, Catur agar bisa mengalahkan mantan suaminya, sang legendaris tak terkalahkan selama dua tahun berturut turut.
Alur yang disajikan dalam novel ini seperti biasa meloncat-loncat karena terdiri dari berbagai mozaik. satu mozaik menceritakan Ikal selanjutnya menceritakan enong sampai diceritakan bagaimana pertemuan mereka yang membuat saling belajar satu sama lain. Diceritakan pula berbgai tokoh lainnya, sebelumnya tidak ada dalam Buku Tetralogi laskar Pelangi. Serta keunikan keuinikan dari secangkir kopi, strategi bermain catur dan tetap kental dengan unsur sosial budaya melayu yang khas. Melalui pemikiran dan Pengamatan Andrea terhadap hal yang sangat sederhana dan menyingkap apa rahasia dari semua hal tersebut, tak lupa juga dengan humor humor yang cerdas.
Novel ini menarik dengan dibuatnya sampur bergambar lukisan sehingga menjadi terasa sangat unik ketika melihatnya. Penyatuan dua novel yang tak biasa dilakukan penulis lainnya. Novel dwilogi ini terdiri dari padang Bulan yang bisa dibaca dari depan dan Novel Cinta di Dalam Gelas yang bisa dibaca dari halaman belakangnya.
Ada satu paragraf yang menarik menurut saya,
…………..Dunia ini rupanya penuh dengan orang yang kita inginkan, tapi tak menginginkan kita, dan sebaliknya. Kurasa itulah postulat pertama hukum keseimbangan alam. Jika kita selalu mendapatkan apa yang kita inginkan seseorang akan naik ke puncak bukit, lalu meniup sangsakala, dunia kiamat. (Mozaik Resolusi, padang Bulan)
Buku ini sangat cocok untuk tetap memberikan inspirasi dan motivasi bagi pembacanya, tetapi bagi bukan para pecinta catur agak membosankan mengikuti detail strategi dalam bermain catur yang seharusnya. Buku setebal 516 halaman ini harus dibaca sekali waktu karena tidak sabar mengetahui akhir dari ceritanya.
Selamat Membaca ;))
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H