Penutupan TPA Piyungan dapat memiliki dampak yang serius terhadap epidemiologi penyakit menular di sekitarnya. Peningkatan penyebaran penyakit tanpa TPA yang memadai, akibatnya limbah dapat disebarkan ke lingkungan secara tidak terkendali, meningkatkan risiko kontaminasi dan penyebaran penyakit menular. Udara dan tanah yang tercemar dapat menjadi media penularan berbagai jenis penyakit.
Tanpa tempat yang memadai untuk pembuangan sampah juga, limbah dapat menumpuk di sekitar wilayah tersebut, meningkatkan risiko kontaminasi lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan penyebaran penyakit menular seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit karena paparan langsung atau tidak langsung terhadap limbah tersebut.
Selain itu, penumpukan sampah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit seperti nyamuk dan tikus. Nyamuk dapat menyebarkan penyakit seperti demam berdarah dan malaria, sedangkan tikus dapat membawa penyakit seperti leptospirosis dan hantavirus. Kedua vektor ini dapat dengan mudah menyebar ke wilayah sekitar, memperparah situasi epidemiologi.
Oleh karena itu, penutupan TPA Piyungan memerlukan langkah-langkah yang tepat untuk pengelolaan dan pembuangan sampah yang efektif guna mengurangi risiko penyebaran penyakit menular di wilayah tersebut. Upaya pembersihan, pengelolaan limbah yang aman, serta pemantauan terhadap vektor penyakit sangat penting untuk mengendalikan dampak negatif tersebut.
Â
Kemudian selain dari itu, penutupan TPA Piyungan juga berdampak pada kualitas udara yang ada di Yogyakarta.
Di karenakan penutupan TPA Piyungan, masyarakat menjadi kebingungan untuk membuang sampah, akibatnya marak pembakaran sampah yang terjadi di masyarakat.Â
Selain dari inisiatif masyarakat untuk membakar sampah, beberapa perangkat daerah pun memperbolehkan pembakaran sampah untuk mengurangi penumpukan sampah yang ada di lingkungan masyarakat
Akibat dari pembakaran sampah yang terus menerus ini menimbulkan kualitas udara di Yogyakarta yang semakin memburuk, dan polusi udara yang semakin meluas
Selain dari itu, pembakaran sampah pun bisa menyebabkan gangguan saluran pernafasan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), kanker paru- paru, kardiovaskular, penyakit paru-paru kronis hingga kematian dini.
Maka dari itu, dengan adanya penutupan TPA Piyungan ini, di harapkan semua masyarakat bisa melaksanakan usaha preventif yaitu dengan 3R (Reduce, Reuse, Recycle) secara sederhana di rumah masing- masing, serta mengusahakan untuk memakai masker ketika keluar rumah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H