CARA PENGENDALIAN DAN PENANGANAN PENYAKIT MONKEYPOXÂ DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
ANISA NURJANAH/191241053
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Monkeypox. Virus ini termasuk dalam keluarga Orthopoxvirus, sama seperti virus penyebab cacar. Awalnya, penyakit ini ditularkan dari hewan ke manusia, terutama melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi seperti monyet, tupai, dan tikus. Namun, virus ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi, cairan tubuh, atau benda yang terkontaminasi virus. Selain itu, bisa juga melalui droplet (percikan air liur) saat batuk atau bersin, tetapi penularan melalui udara dianggap kurang efisien.
Gejala monkeypox umumnya mirip dengan cacar, namun cenderung lebih ringan. Gejala yang sering muncul meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak, atau selangkangan), dan ruam mulai dari bintik-bintik merah, benjolan berisi cairan, hingga koreng. Ruam ini biasanya muncul 1-3 hari setelah demam dan dapat muncul di berbagai bagian tubuh. Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun, pada beberapa individu dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius.
Berdasarkan laporan CDC atau Centers for Disease Control and Prevention, update 13 Juni 2022, saat ini angka kasus konfirmasi sebanyak 1678 dari 35 negara. Meskipun hingga saat ini belum muncul laporan kasus di Indonesia, sebaiknya kita tetap waspada. Hal ini dikarenakan penyakit cacar monyet dikategorikan berbahaya dan mudah menular. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat Indonesia harus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian terhadap penyakit monkeypox.
Kita dapat melakukan upaya pencegahan dengan cara menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mencuci tangan dengan air dan sabun. Selain itu, menghindari kontak dengan hewan liar atau tidak mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar. Menghindari juga kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur serta pakaian yang sudah dipakai penderita. Namun, jika pernah melakukan kontak erat dengan orang yang mengalami monkeypox atau lingkungan yang mungkin telah terkontaminasi virus, pantau diri dengan cermat untuk tanda dan gejala selama 21 hari sejak terakhir kali terpapar dan batasi kontak erat dengan orang lain.
Hingga saat ini belum ada obat yang spesifik bisa mengatasi penyakit monkeypox. Meski belum ada pengobatan khusus, penyakit ini dapat ditangani dengan mencoba mengendalikan gejala-gejala yang muncul melalui perawatan yang bersifat suportif dan pengobatan melalui antivirus. Selama mengalami gejala, dianjurkan untuk memperbanyak waktu istirahat serta mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi. Selain itu, diharuskan juga melakukan karantina diri dengan berdiam di rumah dan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang-orang di lingkungan sekitar. Pada kasus gejala yang parah, penderita dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan intensif. Namun, penyakit ini juga dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya.
Saya berpendapat bahwa keterlibatan masyarakat sangat penting dalam upaya pengendalian monkeypox. Edukasi yang masif dan kampanye kesehatan yang efektif dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong mereka untuk berperan aktif dalam mencegah penyebaran penyakit ini. Selain itu, pengendalian monkeypox membutuhkan kolaborasi yang kuat antara berbagai sektor, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan, masyarakat, dan sektor swasta. Oleh karena itu, kita dapat mencapai hasil yang lebih optimal dengan bekerja sama.
KATA KUNCI: Gejala, Kesehatan, Monkeypox, Pencegahan, Penyakit