Mohon tunggu...
Anisa Nurjanah
Anisa Nurjanah Mohon Tunggu... Guru - GURU

HOBBY SAYA MENULIS, BERCERITA DAN MEMBACA KOMIK

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah Stunting dengan Sebutir Telur Setiap Hari Yuk Bunda

29 Januari 2023   20:46 Diperbarui: 29 Januari 2023   21:04 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. 

Telur adalah makanan yang mengandung protein dan memiliki kandungan vitamin yang tinggi, serta salah satu sumber kolin paling kaya. Kolin sendiri merupakan nutrisi penting yang diperlukan untuk membantu perkembangan otak anak. Selain itu, telur juga merupakan makanan yang mudah ditemukan.

Anda dapat menyajikan setidaknya satu butir telur kepada balita untuk mencegah terjadinya stunting. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan dr. Lora Iannotti, PhD. dari Johns Hopkins University, Amerika Serikat. Iannotti melakukan penelitian pada 160 bayi berusia 6 sampai 9 bulan di area rural pegunungan Ekuador.

Berdasarkan hasil penelitiannya, bayi yang mengonsumsi telur setiap harinya memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk mengalami stunting daripada yang tidak mengonsumsi telur. Oleh karena itu, telur merupakan makanan untuk mencegah stunting pada balita yang baik. (Dikutip dari crystalsea.id)

Kabar baik bagi orangtua, menyantap satu butir telur sehari dapat mencegah stunting (anak tumbuh pendek). Baik telur rebus, goreng atau dimasak orak-arik (omelette), penelitian terbaru membuktikan dapat mendorong tumbuh kembang si kecil.

1000 hari (dua tahun) pertama kehidupan adalah periode kritis tumbuh kembang bocah. Sayangnya pada periode ini gizi buruk masih terjadi. Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2013 mencatat, angka balita yang kekurangan gizi cukup banyak, yakni 19,6%, dan 17,7% di tahun 2018 (Riskesdas 2018).(dikutip dari otcdigest.id)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun