Kemudian, pada pertanyaan jenis negatif jawaban yang paling dominan yaitu siswa kadang-kadang ragu dalam mengerjakan soal matematika yang susah dan  siswa selalu malas untuk menyelesaikan tugas matematika yang susah.
Berdasarkan observasi hasil pengisian angket yang dilakukan oleh 21 siswa kelas X MIPA 1 menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika digolongkan masih rendah. Karena kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan soal matematika, maka kemampuan tersebut perlu dikembangkan.Â
Hal itu perlu dilakukan karena tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal matematika masih rendah atau masih belum optimal.
Tingkat kemampuan berfikir kritis siswa tergolong rendah bisa saja terjadi karena banyak faktor baik itu faktor dari dalam diri siswa sendiri maupun dari guru.Â
Pertama, faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yaitu, siswa kurang fokus ketika pembelajaran sedang berlangsung, pemahaman materi siswa masih rendah, siswa malu bertanya, penyelesaian soal kurang runtut dan jelas, siswa tidak memperhatikan guru ketika sedang pembelajaran berlangsung.Â
Kedua, faktor yang bersumber dari guru yaitu, pembelajaran masih berpusat pada guru dan sangat mendominasi dalam aktivitas mengajar sehingga menyebabkan siswa merasa ketergantungan dan kurang aktif di dalam kelas.
Beberapa cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan tingkat berpikir kritis siwa-siswi nya contohnya ketika mengajar di kelas guru memberikan kesempatan peserta didik untuk memberikan pendapat dengan teman sebaya terkait materi yang sedang dibahas, meningkatkan rasa percaya diri peserta didik, guru tidak hanya mengajarkan materi yang ada di dalam buku saja, tetapi harus bisa mengembangkan materi tersebut, guru memberikan evaluasi agar peserta didik mengetahui tentang pendapat yang sudah dikemukakan ketika pembelajaran tadi sudah benar atau masih ada yang kurang tepat, guru bisa memberikan pertanyaan kepada peserta didik dan memberikan kesempatan peserta didk untuk aktif bertanya baik pada saat pembelajaran berlangsung ataupaun ketika di akhir pembelajaran, guru bisa sering memberikan latihan soal matematika dengan tipe soal cerita.Â
Siswa dituntut harus bisa menghubungkan konsep matematika untuk bisa menyelesaikan masalah melalui soal cerita tersebut.Menurut pendapat (Kurz et al., 2017), soal cerita sering kali menantang bagi peserta didik karena mencakup berbagai proses kognitif.Â
Oleh karena itu, siswa dituntut mampu mengolah soal cerita tersebut menjadi bentuk kalimat matematika ataupun model matematika. Hal tersebut mampu menjadikan siswa untuk berpikir kritis dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
Berdasarkan riset dan observasi yang telah dilakukan ternyata tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika masih tergolong rendah.Â
Hal itu terjadi bisa di pengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri siswa sendiri maupun dari guru. Dan kemampuan berpikir kritis siswa itu bisa saja dikembangkan ataupun ditingkatkan dengan beberapa cara yang bisa dilakukan oleh guru ketika sedang melakukan pembelajaran matematika.