Industri media massa di Indonesia sudah mengalami perjalanan serta perkembangan yang cukup panjang. Portal media online maupun portal media TV banyak bermunculan sehingga membuat para portal media terus tumbuh serta mengalami persaingan yang cukup ketat. Upaya para portal media bersaing dengan cara merebut hati pembacanya dengan menyajikan informasi yang mampu menjawab kebutuhan audiens. Upaya yang dilakukan untuk merebut hati para pembaca sering kali membuat para media/penulis berita menulis berita dengan judul clikbait lalu isi berita terbilang tidak penting untuk di konsumsi public, seperti halnya sekarang banyak sekali pemberitaan yang membahas tentang kehidupan artis/selebriti, seperti berita artis yang memutuskan untuk memasang kawat gigi, kedua pasangan artis yang baru menikah memutuskan untuk mengecek kehamilan 2 minggu sekali, dan masih banyak isi berita lainnya yang membahas kehidupan para artis yang terbilang tidak perlu untuk diberitakan.
Melihat isi berita yang semakin miris ini lalu kita harus menyalahkan siapa? Apakah media yang salah atau malah masyarakat? Apa seharusnya media merubah minat baca masyarakat untuk memperbaiki kualitas pasar atau malah seharusnya masyarakat sendiri yang harus memfilter apa yang mereka tonton/baca? Sulit rasanya untuk menyalahkan siapa yang salah dalam hal ini. Masalahnya tipe berita yang disukai oleh masyarakat Indonesia memang yang seperti itu. Otak kita memiliki kecenderung kepada hal-hal buruk dibandingkan kepada hal yang baik atau yang disebut dengan negativity bias. Negativity bias ini dimana bagian otak yang merespon hal negative lebih sensitif daripada bagian otak yang merespon hal positif. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat cenderung memeperhatikan berita atau kabar yang buruk. Media membuat berita sesuai dengan keinginan pasar, media berusaha untuk menarik hati para pembaca agar berita yang mereka buat memiliki banyak viewers. Jika media disalahkan, lalu dipaksa tidak membuat berita yang berbau gosip/kehidupan artis seperti itu. Tapi viewers berita yang mengedukasi dikit viewers. Hal tersebut malah dapat membuat para jurnalis kehilangan pekerjaannya karena mereka seringkali mengalami konflik kepentingan dari atasannya dan terpaksa untuk menulis berita yang kurang baik karena melihat pasar yang lebih berminat kepada hal tersebut. Bukan berarti media tidak membuat berita yang baik, mereka membuat tapi memang masyarakat Indonesia saja yang jarang membaca hal tersebut karena kurangnya minat kepada berita yang positif. Memang seharusnya perlu dilakukan literasi media agar masyarakat semakin kritis terhadap pemberitaan yang ada. Masyarakat Indonesia cenderung kedalam tipe manusia yang sangat reaktif dalam menanggapi suatu berita. Jika ingin merubah kualitas media sepertinya memang harus perbaiki kualitas pasar (pembaca memfilter  apa yang mereka baca sendiri) dengan begitu jika konten tersebut tidak laku dipasaran maka berita tersebut akhirnya tidak ramai lagi yang buat.
Anisa Nur Faizah, Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H