Dunia kuliner saat ini sangat digandrungi oleh banyak kalangan mulai dari anak muda hingga orang dewasa. Pembahasan dunia kuliner tidak pernah ada habisnya. Inovasi dan kreasi yang berkembang seiring berjalanannya waku terus memunculkan berbagai macam hidangan. Tidak hanya soal keunikan, tetapi juga dalam hal rasa yang otentik mencirikan kenikmatan.
Namun dalam derasnya arus perkembangan inovasi kuliner saat ini, Kupat Tahu Gempol tetap mempertahankan ciri khas dan kelezatannya. Usaha yang mulai didirikan pada tahun 1965 oleh Ibu Hajar Hasanah (generasi pertama) ini masih mempertahankan rasa yang sama sejak pertama kali dibangun.
“ Alasan masih bertahan sampai sekarang, kita selalu menjaga kualitas rasa yang sama, ada formula resep yang memang tidak diubah selain itu pelayanan yang ramah menjadi keunggulan dari usaha kupat tahu Gempol. Sehingga kualitas dan cita rasa tetap sama seperti awal, dan selalu menjaga agar rasa yang ditawarkan sama dalam setiap porsinya” ujar Pak Kusmiyadi penerus generasi ketiga.
Berlokasi di Jl. Gempol Kulon no. 53, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Sampai saat ini kuliner kupat tahu gempol masih eksis dan sangat dikenal sudah legendaris di kalangan warga kota Bandung dan luar kota bandung. Tidak jarang saat weekend banyak pelanggan dari luar Kota Bandung datang untuk makan disini. Dan sudah membuka 5 cabang yaitu di daerah Setiabudhi, Lembang, Batununggal, Ciumbeuluit, dan Arcamanik.
Kupat tahu di sini berisi tahu yang digoreng secara dadakan, potongan lontong, tauge,bumbu kacang kental khas yang berasal dari Tuban dan kerupuk kemplang atau disebut juga kerupuk merah yang menjadi pembeda dari kupat tahu pada umumnya. Satu porsi dijual dengan harga Rp.20.000.
“ Setiap harinya kita menyediakan stok 1000 porsi untuk hari biasa dan 2000 porsi untuk di weekend karena sabtu minggu paling banyak konsumen datang”
Keinginan pak Kusmiyadi ingin terus mempertahankan kupat tahu gempol ini tetap ada dan tidak hilang dengan terus menjaga kualitasnya.
” Ada satu orang (penjaga cita rasa legendaris) yang masih terus mencicipi rasa kupat tahu gempol ini agar tidak ada rasa yang kurang dan cita rasa asli tetap sama, pelayanannya juga tidak berubah. Dan saya berharap agar usaha ini bisa diteruskan ke anak dan cucu”
Terakhir pak kusmiyadi berpesan, saat akan memulai usaha yang perlu disiapkan adalah mental, mental yang kuat tidak boleh mudah goyah harus teguh pendiriannya. Saat sudah dipuncak harus pertahankan cita rasa, pelayanan yang baik serta loyal ke pelanggan.
Komitmen ini yang menjadikan kupat tahu gempol tetap bertahan dan eksis sampai sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H