Literasi kesehatan mental didefinisikan sebagai pengetahuan dan keyakinan mengenai gangguan mental, yang dapat membantu dalam mengenali, mengelola, dan mencegah gangguan mental (Jorm,1997). Jorm (2019) menekankan bahwa literasi kesehatan mental adalah pengetahuan yang dapat digunakan oleh individu untuk melakukan tindakan yang bermanfaat bagi kesehatan mental. Jorm (2019) juga berpendapat bahwa konsep literasi kesehatan mental tidak hanya sebatas pengetahuan tentang gangguan mental atau kesehatan mental, melainkan pengetahuan yang dapat digunakan seseorang untuk melakukan tindakan praktis dan bermanfaat bagi kesehatan mental diri sendiri dan juga orang lain.
Berdasarkan data statistik pada laporan Digital 2021 (We are social, 2021) menunjukkan bahwa terdapat 4,66 juta (59,5%) pengguna internet dari 7,83 juta total populasi di dunia, dimana kemungkinan saat ini angka pengguna internet telah meningkat pesat. Bashir (2017) menyatakan bahwa penggunaan media sosial berhubungan dengan beberapa masalah seperti pelecehan secara online, sexting, cyberbullyng, stress, kelelahan, kesepian, depresi, penurunan kemampuan intelektual, menekan emosi, dan kurangnya konsentrasi. Sadagheyani (2021) menambahkan bahwa penggunaan media sosial juga berhubungan dengan masalah kecemasan, kualitas tidur yang buruk, pikiran untuk melukai diri sendiri hingga bunuh diri, peningkatan tekanan psikologis, ketidakpuasan citra tubuh, FoMo (Fear of Missing out atau ketakutan ketika kehilangan kesempatan untuk terus terhubung dengan pengalaman sosial yang sedang tren), serta penurunan kepuasan hidup.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa literasi kesehatan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku kesehatan yang pada gilirannya dapat berdampak pada kondisi kesehatan seseorang (Suka, 2015). Penelitian lain juga menunjukkan bahwa literasi kesehatan mental yang baik memiliki hubungan dengan peningkatan intensi dan perilaku mencari bantuan profesional (Smith, 2011; Cheng, 2018; Waldman, 2020).
Saat ini, sudah banyak sekali pengguna internet yang aktif membagikan mengenai edukasi-edukasi tentang kesehatan mental. Mereka menggunakan media sosial untuk digunakan dengan hal-hal positif. Influencer Indonesia yang aktif mengedukasi tentang kesehatan mental di media sosial antara lain ada Analisa Widyaningrum, Indah Sundari, Andreas Kurniawan, Jiemi Ardian, Clarin Hayes dan masih banyak lagi. Tapi tidak semua pengguna internet menggunakan media sosial nya dengan baik, masih banyak masyarakat yang menyalahgunakan penggunaan media sosial, seperti mengirimkan komentar-komentar jahat kepada seseorang yang mengakibatkan seorang yang menerima komentar jahat itu mengalami penyakit mental.
Kasus yang baru-baru ini terjadi, menimpa salah satu anggota boygrup korea NCT Dream yaitu Renjun. Idol korea keliharan tahun 2000 yang berasal dari China itu saat ini sedang vakum dalam berbagai kegiatan, padahal grup nya sedang melaksanakan Tour Konser di Negara-negara Asia dan Eropa. Pihak agensi menyatakan bahwa kegiatan Renjun akan ditangguhkan sementara karena kesehatannya yang menurun, tidak lama setelah itu agensi membuat pernyataan kembali bahwa Renjun akan beristirahat cukup lama karena dia mengidap gangguan mental Anxiety. Setelah ditelusuri penyebab Renjun mengalami gangguan mental Anxiety, ternyata salah satu penyebabnya ialah komentar-komentar jahat yang diberikan oleh netizen karena mengomentari tubuh Renjun saat ini sedikit gemuk dengan komentar yang berlebihan, hingga mengancam keamanan Renjun serta keluarganya.
Tapi sesekali Renjun masih aktif memberikan kabar kepada para penggemar melalui akun Instagram dan Buble chat mengenai kondisinya saat ini yang masih berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Faktor lain yang membuat Renjun bisa melawan perlahan-lahan mengontrol penyakit mental nya adalah karena pengetahuan dia tentang literasi kesehatan mental. Dia memilih untuk fokus terlebih dahulu dalam penyembuhan gangguan mental Anxiety yang di deritanya serta dibantu oleh pihak professional, juga melakukan terapi dengan cara menggambar dan mencari tahu mengenai edukasi-edukasi kesehatan mental.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H