Mohon tunggu...
ANISA KARTIKASARI
ANISA KARTIKASARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa prodi S1 Gizi yang sedang menjalankan perkuliahan di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, yang sangat menyukai masakan serta juga suka memasak.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyelesaian Stunting pada Tumbuh Kembang Anak di Indonesia

21 Oktober 2024   01:32 Diperbarui: 21 Oktober 2024   01:32 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Stunting di indonesia sudah berada di posisi permasalahan yang sangat membahayakan. Para penelitian mengungkapkan bahwa pengaruh dari stunting bisa menganggu perkembangan fisik anak yang dapat merusak perkembangan otak anak menjadi tidak optimal dan juga stunting menyebabkan gangguan perkembangan sosial dan afektif anak. Anak yang mengalami stunting juga memiliki aktivitas motorik yang rendah, lambatnya perkembangan motorik dan mental, serta kemampuan kognitif yang terhambat.

Menurut WHO ambang batas kasus stunting di sebuah negara minimal 20%. Di Asia Tenggara, prevalensi stunting di Indonesia terbesar kedua setelah Laos (43,8%).  hal tersebut bisa di indikasikan bahwa edukasi di Indonesia terkait gizi untuk tumbuh kembang anak belum optimal, akibatnya masih banyak di jumpai balita yang mengalami stunting.

Ada dua penyebab stunting di Indonesia, yaitu bisa di sebabkan dari faktor biologis dan di sebabkan dari faktor lingkungan. Contoh faktor biologis seperti Ibu hamil yang kekurang gizi, kuranganya gizi pada anak, dan penyakit pada anak, sedangkan faktor lingkungan berasal dari sanitasi dan sosio ekonomi keluarga.

Menurut kementerian Kesehatan (2018) ada dua metode  untuk mengatasi stunting,yaitu intervensi secara spesifik dan intervensi sensitif. Metode intervensi secara spesifik adalah menyelesaikan penyebabnya secara langsung, seperti memberikan arahan kepada orang tua dalam menyediakan makanan bergizi, menghindari kelahiran prematur,  menyiapkan gizi untuk ibu hamil hingga memberikan penanggulangan untuk anak stunting. , sedangkan intervensi sensitif adalah solusi stunting jangka panjang yang di berikan dari penyuluh kesehatan di berbagai institusi kesehatan, contohnya memberi dan mempromosikan makanan pendamping ASI, memberikan tablet tambah darah untuk  ibu hamil, kampanye gizi seimbang, kurang dan buruknya tata laksana gizi, memberikan suplemen, hingga memberikan buku sakut stunting untuk kader pelayanan. Pendekatan multi sektor di butuhkan untuk solusi stunting di Indonesia, pada 1000 hari pertama setelah kelahiran anak kampanye gizi harus di lakukan, sedangkan kampanye pencegahan dilakukan untuk ibu hamil agar kehamilanya berjalan dengan normal dan untuk menghindari lahir premature ataupun gejala kehamilan lainnya (Aryastami & Tarigan, 2017).

Untuk menangani stunting di butuhkan komitmen yang kuat dari pemerintah, dalam program penanganan stunting di Indonesia setidaknya terdapat lima lanfasan utama (Beal, Tumilowicz, & Sutrisna, 2018).

  • Seluruh stakeholder Visi dan Komitmen tertinggi dalam menangani stunting di Indonesia, sebuah keadaan yang berlangsung lama bukanlah wabah namun stunting. Sehingga dibutuhkan visi dan komitmen seluruh stakeholder untuk menanggulangi stunting dengan sistem.
  • Perubahan perilaku masyarakat untuk kampanye nasional, edukasi masyarakat sadar gizi, komitmen politik dan akuntabilitas program.
  • Dalam program pengentasan stunting di daerah utama pada daerah prioritas di butuhkan kondolidasi program nasional pada pemerintahan daerah serta kordinasi antar lembaga.
  • Nutritional Food Security berkaitan dengan mendukung seluruh program dan kebijakannya.
  • Untuk memastikan program stunting mengenai akar masalah. Secara berkala mengevaluasi dan memantaunya.

Penjelasan diatas adalah bentuk kasus stunting di Indonesia pada intervensi sensitif dan spesifik, komunitas masyarakat yang memiliki tumbuh kembang maksimal anak adalah pencapaian program tersebut, baik secara motorik, kognitif maupun afektif. Aryastami & Tarigan (2017) mengatakan  bahwa terus berlangsungnya program mengatasi masalah stunting adalah kebijakan pemerintah, di mulainya program tersebut dari peningkatan pemahaman ibu sebelum kehamilan sampai memberikan intervensi spesifik pada anak stunting, serta agar tumbuh kembang anak normal harus memberikan terapi. Pemberian pengetahuan dari penyuluh kesehatan adalah upaya paling strategis yang memberikan daya ungkit pada pengentasan masalahan stunting di Indonesia (Aryastami & Tarigan, 2017).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun