Mohon tunggu...
Anisa Putri Hulu
Anisa Putri Hulu Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajara/Mahasiswa

Hobi saya Menari dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Pekan Suci: Bangkit bersama Kristus dan Bahagia Mengikuti Kristus

24 April 2024   14:30 Diperbarui: 24 April 2024   14:37 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hello teman-teman, pada kesempatan kali ini saya Akan bercerita sambil merefleksikan kejadian yang saya alami selama pekan suci Mulai dari Minggu Palma hingga Hari Raya Paskah 2024 tahun ini. Pertama-tama saya akan merefleksikan mulai dari Minggu Palma. Minggu Palma pada tahun ini sangat membuat saya terkesan, mengapa begitu?, yah kali ini aku merayakan Minggu Palma bersama teman tim Prapaskah dan Paskah serta bersama Dosen STP DM Gusit di Paroki Fransiskus Asisi Laverna, pada saat itu juga kami sekalian bersosialisasi/memperkenalkan kampus. Kebersamaan kami membuat warna yang indah, yang menurut saya bahwa kebersamaan melambangkan sukacita, kebahagiaan, dan kesempurnaan. Hal yang membuat saya terkesan juga adalah ketika kami dibagikan daun palma dan perarakan masuk gereja dengan bernyanyi Hosana Putra Daud...ketika aku melihat umat melambaikan daun palma, aku sempat merenung dan merasakan bahwa Tuhan itu sangat luar biasa. Lagu tersebut memberi semangat bagi saya untuk menyanyikan dan semakin menyambut Paskah.

Kemudian, Empat hari selanjutnya merupakan Kamis Putih. Biasanya pada Kamis Putih ini umat rata-rata memakai baju putih. Saya memaknai pakaian baju putih dengan mengenang Yesus membasahi kaki murid-murid-Nya pada perjamuan malam terakhir. Artinya, lebih kesucian dalam arti Yesus membasuh kaki, yang artinya Yesus memaafkan atau mengampunkan dosanya kepada manusia. Hal yang bikin saya terkesan adalah pada saat pembasuhan kaki dan pada saat Tuguran (tuguran merupakan salah satu tradisi dalam gereja Katolik pada hari raya Kamis putih, tuguran ini bermakna keikutsertaan kita umat Katolik dalam doa bersama Yesus di taman Getsemani) aku sedikit cerita tentang ini, di saat masuk pada tradisi Tuguran (perarakan sakramen Maha Kudus), benar-benar membuat saya merinding apalagi di saat membunyikan crotalus di tengah heningnya gereja.

Hari Jumat Agung, kita tahu bahwa pada hari Jumat agung ini mengisahkan tentang wafat Yesus Kristus. Pada Jumat agung ini, umat mencium salib patung Yesus. Dan kata pastor waktu itu, ketika kita mencium patung Yesus kita harus menyebut (Yesus Selamatkanlah Aku). Pada hari Jumat  ini juga, saya melihat rata-rata umat memakai baju merah. Ketika saya melihat nuansa baju warna merah, mengingatkan saya dengan pesan Mgr. Uskup Fransiskus Tuaman Sasfo Sinaga, mengatakan bahwa ketika kita merayakan Jumat agung baiknya kita menggunakan baju Merah bukan Hitam, karena pada Jumat agung kita umat beriman bukan berduka karena wafat Yesus, melainkan kita mengenang perjuangan Yesus yang rela mati demi umatnya.

Sabtu Suci, yang dimana kita merayakan Malam Paskah. Pada Sabtu suci ini kita akan menunggu detik-detik Yesus bangkit. Satu hal yang dapat saya bagikan adalah kebahagiaan saya merasakan kebangkitan Yesus Kristus dengan semangat Paskah Sekami. Selesai Misa Sabtu Suci, kami mahasiswa WEP lanjut bekerja untuk merebus telur Paskah untuk persiapan pada puncak perayaan paskah Sekami, di situ saya merasakan kebahagiaan bersama teman-teman WEP, para adik-adik misdinar dan para pendamping Sekami paroki santa Maria BPB Gunungsitoli. Rasa lelah tidak saya rasakan ketika canda tawa selalu ada, saya merasakan bahwa dengan kebangkitan Yesus Kristus membawa kebahagiaan kepada saya, dengan bertemu orang-orang baik.

Akhirnya tiba pada hari Minggu Paskah, yakni hari kebangkitan Yesus Kristus. Pada minggu paskah ini, Sekami Paroki Santa Maria BPB merayakan Paskah bersama. Membagi parcel, telur paskah, serta mengumumkan kejuaraan lomba kepada anak-anak Sekami yang sudah mengikuti lomba. Keseruan, selanjutnya ialah dengan melakukan animasi lagu dan gerak yang penuh semangat berkobar-kobar.

Pada pekan suci tahun ini, banyak hal yang saya dapat, dan yang saya refleksikan, salah satunya ialah bangkit dan bahagia bersama Yesus Kristus. Karena melalui perayaan pada pekan suci, saya bertemu dengan banyak orang, saya banyak belajar untuk menjadi pendamping Sekami yang penuh semangat tanpa rasa lelah, dan paling terpenting adalah Tuhan sangat baik kepada saya, karena dengan mengikuti berbagai kegiatan, saya merasakan kebahagiaan yang sangat sempurna yakni melalui orang-orang yang saya jumpai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun