Perjalanan saya masuk ke salah satu SD dimana hanya untuk berkunjung dan bertemu dengan anak-anak di sana. Disana saya bertemu dengan seseorang anak yang mengalami kesulitan belajar, dimana dia mengalami kesulitan dalam membaca.Â
Tentu saja selain melihat saya membantu dia dalam mencoba mengeja kata satu persatu, disini dia belajar dengan sungguh-sungguh dan mulai memahami apa yang saya ajarkan. Â
Tingkat kepintaran, pemahaman dan kelancaran setiap anak itu berbeda-beda, setiap anak memiliki karakteristik dan cara belajar yang beragam. Hal tersebut harus mampu di pahami oleh seorang guru dalam mengajar anak didik nya.
Dengan adanya hal tersebut mengingatkan saya tentang masa-masa SMP saya dulu, yaitu tentang teman saya yang juga mengalami kesulitan belajar.
Di suatu sekolah, layaknya sekolah pada umumnya, ada pendidik dan juga para siswa. Ada seorang teman yang saya kenal baik, Karena dia juga merupakan teman kelas saya sendiri.
Saya sebut saja dia Fulan. Dalam kesehariannya tidak jauh beda dengan keseharian siswa pada umumnya. Fulan selalu datang sekolah tepat waktu, selalu rapih, belajar dan mendengarkan guru yang menjelaskan.Â
Sikap Fulan kepada guru sangat sopan, Fulan selalu tersenyum ketika bertemu dengan guru dan mematuhi perintah yang guru berikan.
Tapi ada juga hal yang di lakukan nya membuat guru marah dan menghukumnya, namun guru menghukum nya untuk memberikan Fulan kesadaran atas kesalahannya.
Sikap Fulan kepada temannya tidak jauh berbeda. Dia menghargai temannya, tapi bukan berarti Fulan selalu sabar atas bullyan dari temannya. Hal tersebut membuat Fulan marah dan akhirnya terjadi kekacauan di sekolah (Berantem).
Sikap guru yang menyalahkan Fulan atas kekacauan tadi, membuat Fulan merasa bahwa dia di kucilkan oleh guru dan teman-teman nya.
Di samping kelebihan Fulan ini, Dia juga mengalami kesulitan dalam belajar. Yaitu dia mengalami kesulitan dalam membaca. Yah, Fulan termasuk dalam anak yang mengalami "slow learner"