Mohon tunggu...
Anisah Maulida
Anisah Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hai

Selamat datang

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingkah ASI - Eksklusif?

26 April 2021   20:45 Diperbarui: 27 April 2021   08:51 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

      Haiii... kali ini kita akan membahas sedikit mengenai Asi - Eksklusif, hmm...  Tidak diragukan lagi jika air susu ibu (ASI) merupakan asupan paling optimal dan penting untuk bayi. Air susu ibu terutama asi eksklusif  sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi . ASI - Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah melahirkan  sampai  6 bulan tanpa makanan lain walaupun hanya air putih. Dan hal tersebut dipertegas dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 mengenai pemberian ASI eksklusif dalam pasal 6 yang berbunyi “Setiap ibu yang melahirkan wajib memberikan ASI eksklusif untuk bayinya”.  Dilansir dari Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat tahun 2020, bahwa secara nasional angka cakupan bayi dengan ASI- Eksklusif pada tahun 2019 adalah 67,74% angka tersebut telah melampaui target Renstra 2019 yaitu sebesar 50%. Presentase tertinggi dengan cakupan pemberian ASI- Eksklusif berada pada Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 86,26% dan presentase terendah berada di Provinsi Papua Barat sebesar 41,12%. Provinsi yang belum mencapai target Renstra 2019 adalah provinsi gorontalo, maluku, papua dan papua barat.

      Tentu sudah kita ketahui tentang manfaat ASI – Eksklusif yang begitu banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, berikut beberapa manfaat ASI bagi bayi :membantu perkembangan otak dan fisik bayi, meningkatkan perkembangan kognitif bayi, berat badan bayi ideal, memenuhi nutrisi bayi dan mencegah bayi terserang penyakit. Disisi lain ASI- Eksklusif juga memiliki kelebihan yaitu sangat ekonomis dan praktis, namun masih banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI- Eksklusif dari ibu karena ada beberapa faktor hambatan yang mengahalangi dari faktor si ibu yang merupakan seorang wanita karir dan juga karena faktor kurangnya pengetahuan si ibu, kondisi kesehatan ibu dan bayi, maraknya promosi susu formula dan juga karena faktor sosial budaya yang mempengaruhi. Jika bayi tidak mendapatkan ASI- Eksklusif dari si ibu banyak sekali kerugian bagi bayi karena tidak memperoleh makanan terlengkap dan sempurna yang mengandung banyak nutrisi. Tidak hanya bayi yang memperoleh kerugian namun juga ada kerugian lain yang diperolah si ibu dan keluarga jika bayi tidak memperoleh ASI - Eksklusif, diantaranya : menambah biaya pembelian susu formula, biaya pengobatan bertambah karena bayi rentan terhadap penyakit dan kurangnya perkembangan kognitif si bayi. Oleh sebab itu ASI- Eksklusif sangat dibutuhkan oleh bayi dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan bayi dan kehidupan ekonomi keluarga.

            Terkait pemberian ASI – Eksklusif pengetahuan ibu bayi mengenai pentingnya ASI – Eksklusif itu sendiri juga sama pentingnya, karena pengetahuan itulah yang akan menjadi dasar keyakinan ibu untuk mengupayakan pemberian asi tersebut, Namun dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh tri santika manurung, dkk, melalui penelitian yang dilakukan didapatkan hasil mengenai gambaran pengetahuan tentang ASI – Eksklusif ibu di Kelurahan Tanjung Tongah, Kecamatan Siantar Martoba  didapatkan hasil  penelitian dari 30 ibu  menyusui  dan mempunyai bayi berumur 0-12 bulan  mayoritas pengetahuan  ibu  tentang  ASI-Eksklusif  yang paling banyak adalah  Tidak  Baik yaitu 19 ibu dan yang paling sedikit adalah Sangat Baik yaitu 11 ibu. Selain itu juga terdapat penelitian yang dilakukan rosmega pakpahan dari  hasil  penelitian  yang dilakukan diketahui  bahwa dari 30 responden  pengetahuan  ibu menyusui  tentang  pemberian  ASI- eksklusif  mayoritas  berpengetahuan kurang  pada  umur  20-35  tahun sejumlah 19 ibu, minoritas  berpengetahuan  baik  pada umur  >35  sejumlah 1 ibu,  dan  yang  berpengetahuan cukup  pada  umur 20-35 tahun sejumlah 4 ibu. Sehingga dapat memberi sebuah kesimpulan tingkat pengetahuan atau kesadaran ibu terhadap pemberian ASI – Eksklusif itu dalam kategori kurang dan perlu adanya upaya peningkatan kesadaran serta pelaksanaan pemberian Asi – eksklusif. Padahal memberikan  Asi dapat banyak manfaat seperti yang sudah dijelaskan diatas serta dapat menjadi sarana untuk membangun SDM yang lebih baik lagi. Namun, karena adanya ketimpangan pendidikan ataupun pengetahuan mengenai program pemberian ASI – Eksklusif sehingga program tersebut belum memberikan cakupan yang maksimal. Serta terdapat pula faktor – faktor adanya kepercayaan terhadap tradisi – tradisi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seorang ibu dan seperti halnya banyak orang berpendapat jika tingkat pendidikan yang dijalani ibu dalam tingkat yang tinggi tentu saja akan mempunyai pengetahuan yang luas pula, namun tidak selalu tingkat pengetahuan yang tinggi akan sejalan dengan praktik pemberian ASI – Eksklusif, karena wanita dengan pendidikan yang tinggi, bisa saja memiliki karir yang tinggi pula sehingga membutuhkan waktu ekstra untuk memberikan ASI – Eksklusif hal ini bisa saja dianggap sebagai ritual yang ribet dsb.

            Selain pengetahuan dari ibu, juga akan timbul masalah yang terjadi ketika memberikan ASI – Ekslusif yaitu dapat berupa asi tidak keluar, asi yang dikeluarkan sedikit, asi tidak kental (bening), dsb. Berikut ini merupakan nutrisi atau bahan makanan yang aman dikonsumsi ibu menyusui dan juga nutrisi yang dipercaya dapat meningkatkan produksi asi, antara lain :

  • Sup ayam, dari kaldu ayam yang terkandung dalam sup ayam mengandung mineral dan asam amino yang berfungsi untuk re-charge energi dan cairan yang hilang.
  • Kacang – kacangan, mengandung vitamin B1 atau tiamin yang dapat mengubah karbohidrat menjadi sumber energi
  • Pare, mengandung Vitamin K, likopen, fitokimia, serta anti oksidan kandungan tersebut dapat membuat pasokan ASI menjadi lebih banyak dan kental.
  • Daun Katuk menurut penelitian mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin, memperlancar ASI. Dari tingginya kadar prolaktin akan meningkatkan, mempercepat dan memperlancar produksi Asi.

Source :

Fauzia tamara raus, 2010, gambaran pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang ASI – Eksklusif di poliklinik RSUP Prof. DR. R. D. Kandao manado, Bagian obstetri ginekologi BLU RSUP Prof. DR. R. D. Kandao manado

Rosmega pakpahan, 2019, Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian Asi – Eksklusif di Desa Bandar Purba Kecamatan Mardinding Kabupaten Karo, Excelelent midwifery journal, Medan, Volume 02, No. 2

Andalan One Top Solution For Women’s Health Care, Sahabat Asi untuk 1000 Hari Emas Si Buah Hati ( Buku Saku), Dkt Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun