Mohon tunggu...
Anisah Eka
Anisah Eka Mohon Tunggu... Jurnalis - Program Studi Pendidikan Guru Sekolah DasarUM'16

Semangat menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ngompos Bersama Anak-anak Dusun Premban

12 Juli 2019   12:19 Diperbarui: 12 Juli 2019   12:22 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Pupuk Kompos merupakan salah satu pupuk organik yang dibuat dengan cara menguraikan sisa-sisa tanaman dan hewan dengan bantuan organisme hidup. Sisa-sisa tanaman dan hewan yang sudah tidak terpakai masih dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi pupuk kompos yang tentu dapat memberikan manfaat lebih.

Rabu (3/7) Mahasiswa KKN UM desa Sumberkradenan bersama dengan anak-anak di Dusun Premban melakukan simulasi pembuatan pupuk kompos secara bersama-sama. kegiatan tersebut dilakukan di sebuah gubuk baca "BEKYAD" di Dusun Premban. Hal tersebut di karenakan anak-anak Dusun Premban biasa beraktivitas dan bermain di gubuk baca tersebut, sehingga dapat dengan mudah untuk mengumpulkan anak-anak.

Dalam proses pembuatan pupuk kompos tersebut mahasiswa KKN UM bersama dengan anak-anak Dusun Premban di dampingi oleh Mas Andi, dimana beliau merupakan warga Dusun Premban sendiri yang juga merupakan seorang aktivis lingkungan di kota Malang, serta memang telah berpengalaman dalam pengolahan sampah-sampah organik menjadi pupuk kompos.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat pupuk kompos adalah tetes tebu, gula merah, terasi, sisa-sisa sayur hijau (sampah dapur), ragi tempe, dedak, serbuk gergaji, kotoran hewan, lumen sapi, dan bonggol pisang.

Langkah-langkah pembuatannya yaitu semua bahan yanag ada di masukkan kedalam wadah atau tempat yang telah dipersiapkan. Masukkan secara bergantian satu persatu sembari di aduk sampai tercampur. Untuk sisa-sisa tanaman hijau serta bonggol  pisang di potong kecil-kecil agar cepat terurai bersama dengan bahan-bahan lainnya.  setelah semua bahan telah tercampur, langkah berikutnya yaitu menutupinya. Setelah itu dalam 3 hari sekali bahan yang telah tercampur tadi di aduk, hal tersebut berlangsung selama kurun waktu kurang lebih satu bulan (tergantung kuantitas dari pupuk kompos yang di buat).

Dokpri
Dokpri

Dalam proses pembuatannya anak-anak sangat antusias, hal tersebut dikarenakan mahasiswa KKN UM beserta Mas Andi yang mendampingi pembuatan kompos tersebut mengemas kegiatan tersebut sangat menarik dan membuat anak tidak bosan. Proses pembuatan kompos tersebut dibuat seperti sedang bermain masak-masakan yang sangat menyenangkan.

Dengan kemasan kegiatan yang menyenangkan tersebut diharapkan anak-anak dapat menerima pesan atau tujuan diadakannya simulasi pembuatan pupuk kompos tersebut, yaitu agar anak lebih mencintai lingkungan serta dapat memanfaatkan bahan-bahan organik yang sudah tidak terpakai untuk diolah menjadi barang yang lebih bermanfaat lagi,salah satunya yaitu pupuk kompos. (Yuni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun