Anisah Ainulhani TI-C'23
Institut Teknologi Bandung
Peran BPDPKS dalam Mencapai Target Net Zero Emission dan Kontribusinya pada Penerimaan Negara
Industri kelapa sawit di Indonesia sering menjadi sorotan, bukan hanya karena besarnya manfaat ekonomi, tetapi juga tantangan lingkungan yang muncul.
Namun, satu hal yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat adalah peran besar Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam mendorong industri ini menuju praktik yang lebih ramah lingkungan, sekaligus menjaga kontribusinya terhadap perekonomian negara.Â
Dengan dukungan BPDPKS, Indonesia berusaha mencapai target Net Zero Emission pada 2060 tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Yuk, kita bahas peran penting BPDPKSÂ dalam dua aspek ini: lingkungan dan ekonomi!
BPDPKS: Penjaga Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan
BPDPKS bukanlah sekadar lembaga pengelola dana. Sejak dibentuk pada 2015, lembaga ini telah menjadi ujung tombak kebijakan dalam industri kelapa sawit, terutama dalam mengurangi dampak lingkungan sembari mendongkrak pertumbuhan ekonomi.Â
Tahukah kamu? Salah satu program andalannya adalah B30 yang mengharuskan 30% biodiesel di Indonesia berasal dari kelapa sawit.
 Program ini tidak hanya membuat bahan bakar kita lebih ramah lingkungan, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil yang mahal dan berdampak buruk bagi alam.
Berdasarkan data BPDPKS, pelaksanaan program B30 di tahun 2022 berhasil mengurangi emisi karbon hingga 27 juta ton! Angka ini bukan sekadar statistik kosong, melainkan langkah nyata dalam mencapai target Net Zero Emission sesuatu yang sedang dikejar banyak negara di seluruh dunia.
Ekonomi Sawit: Menggerakkan Desa dan Penerimaan Negara
Selain aspek lingkungan, industri kelapa sawit juga merupakan mesin penggerak ekonomi Indonesia. Sektor ini menyumbang sekitar 13% dari total ekspor negara, dengan jutaan orang di seluruh negeri menggantungkan hidup pada industri ini, mulai dari petani kecil hingga pekerja di pabrik pengolahan.