Mohon tunggu...
Anis Ahadiyah
Anis Ahadiyah Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswi Psikologi

menempuh pendidikan psikologi di perguruan tinggi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stop Menormalisasikan Bunuh Diri

14 November 2023   17:17 Diperbarui: 14 November 2023   17:20 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://img.seoul.co.kr/

Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya sendiri dengan sengaja, sedangkan menurut Kamus Psikologi, bunuh diri adalah tindakan yang disengaja untuk mengakhiri hidupnya sendiri, biasanya sebagai akibat dari depresi, stres, atau keputusasaan. Fenomena bunuh diri di era seperti ini mungkin bukan hal asing lagi dan selalu menjadi pembicaraan hangat di setiap berita nasional maupun intrenasional.  Dikutip dari DataIndonesia.id Kasus bunuh diri semakin banyak terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Kepolisian RI (Polri), sebanyak 640 kasus bunuh diri terjadi sejak Januari hingga Juli 2023. Jumlah ini meningkat 31,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 486 kasus. Melihat trennya, kejadian bunuh diri cenderung meningkat sejak Desember 2018 hingga Juli 2023. Peristiwa tersebut paling banyak terjadi pada Juni 2023, yaitu 111 kasus. Oke, kita ambil studi kasus dari

"Mahasiswi Kedokteran Unair Ditemukan Tewas di Dalam Mobil Diduga Bunuh Diri" dilansir dari liputan6.com , seorang mahasiswi dari fakultas kedokteran hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, yang ditemukan tewas di dalam mobil yang terparkir di halaman apartemen Royal Bisnis Tambak Oso, Sidoarjo, dengan wajah yang terbungkus oleh kantong plastik dan terlakban dibagian leher.

Sebelum melakukan tindakan bunuh diri, korban meninggalkan sebuah surat atau pesan yang ditulis menggunakan bahasa inggris yang diperuntukan untuk ibunya, kakak serta temannya. Dalam surat tersebut korban menyampaikan permintaan maaf kepada sang ibu dan mengucapkan terima kasih, "Terima kasih telah melindungiku selama ini, tapi sekarang perlindunganmu telah membuatku tidak berguna. Aku nggak pernah bisa membuat keputusan sendiri dalam hidup. Sekarang inilah caraku menunjukkan kemandirian. Aku memilih apa yang ku pilih dalam hidup. Aku sudah tak lagi melihat masa depan." Ini adalah sebagian isi dari mahasiswa Unair.

Menurut psikolog asal Rusia yaitu Vygotsky, manusia belajar dan berkembang melalui interaksi sosial dengan orang lain, terutama dengan orang yang lebih berpengalaman dan kompeten.

Dalam konteks bunuh diri, teori Vygotsky dapat memberikan beberapa penjelasan, antara lain:

  • Bunuh diri dapat dipicu oleh kurangnya interaksi sosial yang berkualitas dengan orang lain, sehingga seseorang merasa terisolasi, kesepian, dan tidak memiliki dukungan sosial. Interaksi sosial yang baik dapat membantu seseorang untuk mengatasi masalah, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan rasa percaya diri.
  • Bunuh diri dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang dialami seseorang, sehingga seseorang merasa gagal, frustrasi, dan tidak berdaya. Harapan dan kenyataan dapat dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti norma, nilai, dan standar yang berlaku di masyarakat. Seseorang yang tidak dapat memenuhi harapan dan kenyataan tersebut dapat mengalami stres, depresi, dan rendah diri.
  • Bunuh diri dapat dicegah dengan adanya mediator yang dapat membantu seseorang untuk menyelesaikan masalah, mengembangkan potensi, dan mencapai tujuan hidupnya. Mediator dapat berupa orang, alat, atau simbol yang dapat memberikan bimbingan, motivasi, dan inspirasi bagi seseorang. Mediator dapat berperan sebagai teman, keluarga, guru, konselor, agama, seni, atau hobi.

Teori Vygotsky menjelaskan bahwa bunuh diri dapat dipicu oleh kurangnya interaksi sosial yang berkualitas dengan orang lain, sehingga seseorang merasa terisolasi, kesepian, dan tidak memiliki dukungan sosial. Teori ini juga mengemukakan konsep zona perkembangan proksimal (ZPD), yaitu jarak antara tingkat perkembangan aktual dan potensial seseorang. ZPD dapat dipersempit dengan bantuan orang lain yang disebut sebagai mediator. Mediator dapat berupa orang, alat, atau simbol yang dapat memberikan bimbingan, motivasi, dan inspirasi bagi seseorang. Mediator dapat berperan sebagai pencegah bunuh diri, jika seseorang dapat belajar dan berkembang melalui interaksi sosial yang positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun