Mohon tunggu...
Anisa Dwi Yanti
Anisa Dwi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Teknik Industri

Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wujudkan Lingkungan Kerja yang "ENASE", Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Budaya 5R di Usaha Kerajinan Akar Kayu

15 Agustus 2022   13:05 Diperbarui: 15 Agustus 2022   13:14 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Bahan Kerajinan Akar Kayu

Ringinanom, Tempuran (21/07/2022) -- Kegiatan Mahasiswa KKN TIM II UNDIP kelompok 44 Desa Ringinanom memiliki 22 program yang terdiri dari 2 program multidisplin serta 20 program monodisiplin. Salah satu program monodisiplin yang telah dilakukan pada minggu ketiga ialah “Edukasi Pentingnya Lingkungan Kerja yang Baik serta Budaya Kerja 5S” yang dilaksanakan oleh Anisa Dwi Yanti. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk dari pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan produktivitas usaha rumahan agar tercipta lingkungan kerja yang ENASE (Efektif, Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien). Program tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Juli 2022 dimulai pukul 10.00 WIB – selesai, di rumah Bapak Turmudi pemilik usaha kerajinan akar kayu yang terkenal dengan nama NAURA MEBEL. Lokasinya berada di Dusun Kiringan, Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.

 Sebelum melakukan sosialiasi kepada pelaku usaha, mahasiswa melakukan observasi di lingkungan kerja dan melihat pekerja dalam melakukan aktivitas kerjanya. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja yang ada masih kurang tertata. Lingkungan kerja kerajinan akar kayu juga berdampingan dengan pembuatan kursi lincak dari bambu yang diproduksi sendiri oleh orang tua Bapak Turmudi. Selain membuat kerajinan akar kayu, Bapak Tumudi juga mempunyai usaha mebel yang bisa menerima pesanan dalam jumlah yang banyak.

Gambar 2. Pengamatan Lingkungan Kerja
Gambar 2. Pengamatan Lingkungan Kerja

Gambar 3. Produksi Kursi Lincak dari Bambu
Gambar 3. Produksi Kursi Lincak dari Bambu
Budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) atau yang sering dikenal dengan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) adalah suatu metode penataan dan pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang berasal dari Jepang. Metode ini digunakan oleh perusahaan dalam usaha memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin di lingkungan kerja sekaligus meningkatkan produktivitas secara menyeluruh (dinkesjatengprov.go.id).  

 

Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi
Gambar 4. Kegiatan Sosialisasi
Bentuk dari kegiatan ini yaitu sosialiasi tentang lingkungan kerja yang baik kemudian dilanjutkan dengan pengenalan metode 5S (lebih dikenal 5R di Indonesia) yang diadopsi dari Jepang dan mayoritas perusahaan/industri manufaktur di Indonesia telah menerapkannya. Metode ini diterapkan agar lingkungan kerja tetap teratur hingga menjadi sebuah kebiasaan. Mahasiswa juga memberikan informasi mengenai pentingnya penggunaan APD (Alat Pelindung Diri). APD merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerjaan dan orang di sekelilingnya. 

Program sosialisasi ini mendapat respon positif dari pemilik usaha, metode kerja 5R dapat menambah pengetahuan bagi para pekerja dan diharapkan dapat menjadi budaya kerja yang baik. Pemberian poster juga dilakukan agar informasi yang disampaikan dapat selalu diingat oleh para pekerja. Selain itu, mahasiswa juga memberikan beberapa contoh APD yang harus digunakan dalam melakukan aktivitas kerja. Mengingat kondisi lingkungan kerja dan alat yang digunakan memiliki resiko bahaya dan resiko kecelakaan kerja.

 

Gambar 5. Dokumentasi Bersama Pemilik Usaha
Gambar 5. Dokumentasi Bersama Pemilik Usaha
Dengan demikian, penerapan budaya kerja 5R di lingkungan kerja usaha kerajinan akar kayu dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih efektif. Pekerja menjadi lebih nyaman dalam bekerja, penggunaan APD yang aman agar terhindar dari kecelakaan kerja, sehat karena pekerjaan tidak berbahaya dan sesuai bidangnya, dan efisien karena pemborosan waktu dapat dikurangi.

 Oleh : Anisa Dwi Yanti – Teknik Industri 2019

 Dosen Pembimbing : Muhyidin, S.Ag., M.Ag., MH.

 Desa Ringinanom, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun