Tradisi Brokohan adalah sebuah tradisi menyambut kelahiran bayi. Brokohan berasal dari bahasa arab yaitu "barokah" yang berarti keberkahan. Tradisi ini biasanya digunakan oleh sebagian masyarakat di Jawa. Brokohan biasanya dilakukan sebelum bayi dibawa pulang kerumah. Tradisi Brokohan merupakan salah satu bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan keselamatan dan kesehatan kepada ibu dan anaknya.
Hal yang biasanya dilakukan dalam tradisi brokohan yaitu mengadakan syukuran atau hajatan. Syukuran yang diadakan tersebut biasanya akan diisi dengan shalawat nabi, berdzikir, dilanjutkan dengan membaca surat al-fatihah sebanyak tiga kali, surat al-ikhlas tiga kali, surat al-alaq dan an-nas satu kali. Acara ini biasanya akan dihadiri oleh kerabat, tetangga, dan pemuka agama perempuan.
Upacara brokohan dilakukan untuk keselamatan dan perlindungan bagi sang bayi agar bayi kelak menjadi anak yang baik, berguna bagi semua orang, dan memiliki perilaku yang baik. Dimulai dengan mengubur ari-ari bayi yang sudah dipotong dan penyediaan sesaji brokohan yang nantinya akan dibagikan kepada kerabat dan tetangga terdekat.
Isi dari brokohan itu sendiri yaitu, nasi kluban atau nasi urap, bakmi, sayur kentang tahu, rabok, tempe goreng, bubur merah, bubur putih, telur rebus dan krupuk. Wadah yang digunakan untuk isi dari brokohan tersebut berupa daun pisang. Sajen-sajen dan kelengkapan dalam upacara brokohan tersebut memiliki makna dan diartikan sebagai doa serta harapan orang tua terhadap anaknya yang baru lahir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H