Mohon tunggu...
Anisa Cahyaning
Anisa Cahyaning Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa biasa yang luput dari kesalahan

Mahasiswa UIN RIL jurusan Studi Agama-Agama

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Latar Belakang Agama Khonghucu

29 Desember 2020   15:31 Diperbarui: 29 Desember 2020   15:34 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyebutan agama Khonghucu dalam dialek Hokkian adalah Ru Jiao atau Ji Kauw yang berarti agama bagi umat yang lembut hati. Yang dimana pengertian secara harfiah bahwa agama Khong Hu Cu bernama Ru Jiao. Huruf Ru berasal dari kata "ren" (orang) dan xu (perlu) sehingga memiliki arti "yang diperlukan orang", sedangkan Ru sendiri bermakna 'rou' lembut budi-pekerti, penuh Susila, dan Yu bermakna yang utama, mengutamakan perbuatan baik, lebih baik, He berarti Harmonis, Selaras, Ru berarti menyiram dengan kebajikan, bersuci diri,. 

'Jiao' berasal dari kata 'xiao' (berbakti) dan 'wen' (sastra, ajaran). Jadi 'jiao' berarti ajaran/sastra untuk berbakti. Maka dari itu penjelasan Agama Khong Hu Cu secara harfiah adalah berasal dari kata Ru jiao yang berarti ajaran/agama untuk berbakti bagi kaum lembut budi pekerti yang mengutamakan perbuatan baik, selaras dan berkebajikan.

Dalam Agama Khong Hu Cu memiliki nabi yang memiliki pengaruh yang sangat besar bagi berkembangnya Agama Khong Hu Cu. Yang dimana ia membuat istilah Confusianism atau Konfusianisme yang kemudian dikenal oleh masyarakat sebagai sebutan populer dari agama Khonghucu. Agama Khonghucu ada jauh sebelum Sang Nabi Kongzi lahir, tepatnya sudah ada 2000 tahun sebelum nabi Kongzi lahir. 

Dimulailah dengan sejarah (2952 -- 2836 SM), Shen-nong (2838 -- 2698 SM), Huang-di (2698 Nabi-Nabi suci Fuxi -- 2596 SM), Yao (2357 -- 2255 SM), Shun (2255 -- 2205 SM), Da-yu (2205 -- 2197 SM), Shang-tang (1766 -- 1122 SM), Wen, Wu Zhou-gong (1122 -- 255 SM), sampai Nabi Agung Kongzi (551 -- 479 SM) dan Mengzi (371 -- 289 SM). Para nabi inilah peletak Ru jiao (agama Khonghucu). Sedangkan Nabi Kongzi adalah penerus, pembaharu dan penyempurna Agama Khonghucu. Dalam Agama Khonghucu setidaknya dikenal ada 29 nabi, mulai dari Fu Xi sampai Khongcu (dari 2953 Sebelum masehi s/d 551 sebelum masehi). (bila dihitung dengan tahun sebelum masehi.

Nabi Kongzi merupakan sosok filsuf terbesar China yang memiliki kepribadian yang baik, bermoral, beretika, cerdas, dan bijak. Ajarannya sudah banyak menyebar ke penjuru dunia bahkan beberapa pemikiran Kong Zi banyak yang menganggap ia sebagai nabi mereka. Kong Zi juga merupakan seorang guru kerajaan Lu dan memiliki banyak murid yang setia. Kong Zi menerima jabatan sebagai perdana mentri di kerajaan Lu. Dan dengan itu, semua masyarakat Tiongkok mengikuti ajaran kebaikan yang dilakukan dan disebarkan oleh nabi Kong Zi. 

Selanjutnya ada dua tokoh besar yang meneruskan ajaran Rujiao yaitu Meng Zi atau Mencius (371-289 SM) dan Xun Zi (326-233 SM). Kedua tokoh ini memang mengajarkan ajaran Rujiao dari Kong Zi, namun mereka mempunyai perbedaan pendapat dalam beberapa hal karena mereka hidup dalam situasi negara Tiongkok yang berbeda. Meng Zi hidup pada saat awal kekacauan muncul, sedangkan Xun Zi lahir saat kekacauan itu sudah memuncak.

Meng Zi mengajarkan: manusia akan hidup bahagia apabila negara makmur dan sejahtera, untuk itu menusia harus melaksanakan Perintah Tuhan, yaitu menjalani hidup lurus, jujur, dan tidak serakah. Kekacauan terjadi dalam masyarakat karena banyak orang tidak menjalankan hidup sesuai Perintah Tuhan. Ajaran Meng Zi lebih mengarah kepada ajaran agama, kekuatan iman sangat diperhatikan. 

Meng Zi menyakini bahwa watak dasar manusia itu baik. Xun Zi mengajarkan bahwa manusia bisa hidup bahagia apabila negaranya kuat dan kaya. Untuk mewujudkan negara yang kuat dan kaya perlu dibuat undang-undang yang berlandaskan cinta kasih dan keadilan, dan ditentukan sistem kemasyarakatan yang jelas. Rakyat perlu dididik untuk hidup sesuai dengan sistem kemasyarakatan yang ada. Ajaran Xun Zi lebih mengarah kepada ajaran Filsafat Konfusianisme. Xun Zi tidak yakin bahwa watak dasar manusia itu baik, maka dia menyarakan adanya penegakan hukum yang serius agar rakyat hidup lurus dan benar.

Ajaran kedua tokoh ini telah memperkuat posisi ajaran Rujiao sebagai agama, pandangan hidup, sistem filsafat bagi masyarakat Tionghoa. Sejak awal dinasti Han, ajaran Rujiao juga diserap oleh bangsa Jepang, bangsa Korea, dan bangsa Vietnam sampai dengan sekarang. Bangsa-bangsa tersebut menyerap ajaran Rujiao menurut keperluan mereka. Di Jepang untuk keperluan pemerintahan mereka mengambil ajaran Xun Zi, untuk keperluan rakyat banyak digunakan ajaran Meng Zi. Di Korea, ajaran Meng Zi lebih banyak diambil dari pada ajaran Xun Zi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun