Mohon tunggu...
Money

Kekayaan Indonesia Dijajah Kembali

28 Desember 2015   15:36 Diperbarui: 28 Desember 2015   15:57 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                    

Meskipun keberadaan PT FREEPORT tidak selamanya merugikan bagi bangsa Indonesia,karena salah satu keuntungannya ialah menjadikan peluang pekerjaan bagi warga sekitar Papua. Tetapi jika kita kritisi hal ini,tetap saja lebih banyak kerugian yang di alami bangsa kita di bandingkan keuntungannya.

Kontrak Karya (KK) PT FREEPORT habis pada 2021. Pernah terjadi MoU antara pemerintahan SBY dan Freeport pada tahun 2009 untuk memperpanjang lagi sampai 2041. Tapi dengan berlindung UU Mineral dan Batu Bara(MinerBa) yang menyebutkan bahwa KK baru bisa dievaluasi 2tahun sebelum kontrak abis,karena cadangan emas yang berada di papua yang saat ini di kelola Freeport masih memiliki kandungan jutaan kilogram emas yang baru akan habis dieksploitasi pada tahun 2056 maka presiden Jokowi membatalkan MoU tersebut.

Jika kontrak Freeport tidak di perpanjang maka cadangan emas milik Amerika yang menjadi landasan mata uang dolar di dunia akan runtuh. Tetapi Amerika tetap ingin memijakan kakinya di Freeport,apapun taruhannya. Sementara itu negoisasi ulang KK Freeport baru bisa di lakukan pada 2019,dimana Jokowi masih berkuasa sampai bulan Oktober 2019.

         Pihak Amerika memberikan 2 pilihan,yaitu:

  1. Perpanjang kontrak meskipun ada beberapa penyesuaian.
  2. Mengancam akan Menghancurkan Indonesia.

Pada kurun waktu 2016-2018 bangsa kita akan diserang issue dan konflik SARA. Kelompok radikal akan kedapatan banyak transfer uang Dolar dan Real.

Apabila Jokowi terguling dan mereka berkuasa,maka KK Freeport akan diperpanjang. Huru hara dan kegaduhan politik akan semakin banyak dan ramai. Demo buruh dan mahasiswa akan merajalela dimana-mana. Karena ada Bandar besar yang akan membiayai mereka. Buruh dan mahasiswa adalah adalah objek penderita dari para aktivis yang melakukan konspirasi dengan parpol-parpol busuk yang meluncurkan diri kepada Amerika.

Bangsa kita terancam,Negara kita sedang memasuki episode bencana yang sudah ada didepan mata kita sebagai warga Indonesia. Tapi warga kita masih sibuk berkelahi akibat aspirasi politiknya yang berbeda pendapat dan tujuan. Masih ribut dengan persoalan pendukung Prabowo atau Jokowi. Sibuk dengan urusan politik TV One atau Metro TV. Cobalah buka mata,buka telinga dan buka hati nurani kita semua dengan mengesampingkan suku,agama,atau warna kulit agar kita tidak terus menerus di jadikan boneka bangsa lain,tidak di bodohi dan hanya di manfaatkan kelebihan sumber daya alam negera kita. Karena itu sangat miris.

Teori the Spriral of Silence

Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa,komunikasi antar pribadi dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang lain dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun