Mohon tunggu...
Anisa Nur Azizah
Anisa Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Selamat membaca artikel yang saya buat😊

Hallo semuanya,saya merupakan mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Univertas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kondisi Pendidikan di Masa Pandemi di Daerah Purbalingga

9 Januari 2022   08:25 Diperbarui: 9 Januari 2022   08:31 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pandemi covid 19 sudah menyerang keseluruh 121 negara sejak dari bulan Maret 2020 termasuk Indonesia,menimbulkan banyak dampak negatif bagi semua orang. Dari yang kehilangan orang-orang terdekat yang kita cintai,kehilangan pekerjaan,krisis ekonomi,
perubahan sistem pembelajaran dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi tantangan yang cukup rumit bagi pemerintah,karena mereka harus menyusun rencana seperti melarang masyarakat untuk berkerumun,memakai masker saat keluar rumah dan mencuci tangan agar mengurangi penyebaran virus corona.

Kali ini kita akan membahas dampak dan kondisi di masa pandemi dalam sistem pendidikan di daerah Purbalingga, di masa pandemi seperti ini memiliki dampak buruk bagi pendidik,peserta didik,Orang tua wali murid.Perubahan sistem pembelajaran yang awalnya di lakukan secara tatap muka diubah total secara mendadak,menjadi sistem pembelajaran berbasis online atau daring. Indonesia sejak bulan Maret 2020 menerapkan Sistem Daring(online learning),Sistem daring ini dipilih agar mengurangi penyebaran virus corona yang makin meningkat.

Sistem daring ini akan diterapkan dari tingkat TK,SD,SMP,SMA hingga di perguruan tinggi.Penerapan sistem daring yang dilakukan secara mendadak tanpa ada persiapan yang matang akan dapat menimbulkan ketidaksetaraan atau ketidakadilan. Dalam sistem pembelajaran ini yang mengharuskan mereka untuk beradaptasi dengan tekhnologi.”Akan tetapi masih banyak pendidik dan peserta didik yang masih sulit dengan hal itu seperti contoh murid yang orang tuanya berpenghasilan minim mereka mengalami kesulitan untuk membeli sarana untuk pembelajaran online ini yaitu handphone/laptop Pembelajaran Daring terdapat berbagai macam sarana nya bisa melalui,Aplikasi Whatsapp,Google Classroom,Meet
,Zoom,E-learning,dll

Menurut pendapat Siti Rojanah salah satu Guru SD di desa Adiarsa kabupaten Purbalingga mengatakan “bahwa menurutnya sistem pembelajaran yang paling efektif ialah dengan tatap muka meskipun secara virtual melalui Meet atau zoom ,daripada cuma chatting digrup aplikasi WhatsApp,sangat kurang efektif bagi peserta didik untuk menerima dan memahami materi, tetapi masih terdapat pendidik mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi apalagi jika Guru yang sudah tua seperti saya yang gaptek,untungnya saya dibantu anak perempuan saya belajar untuk mengoperasikan laptop dan HP dengan baik”ujarnya. Sekolah tempat beliau masih menerapkan chatting grup WhatsApp dan Google classroom dalam pembelajarannya.

Dari yang saya amati dalam pembelajaran dengan sistem ini menimbulkan banyak negatif terhadap pelajar seperti kurangnya komunikasi terhadap guru,Sulit untuk memahami materi,dan banyak anak mengisi kehadiran tetapi mereka tidak belajar dirumah melainkan bermain diluar rumah. Pembelajaran daring tatap muka menggunakan Meet atau Zoom akan lebih mudah dalam menyampaikan dan menerima materi ,Tetapi hal itu memiliki banyak kendala nya seperti harus memiliki banyak kuota,akses internet yang lancar,dan tidak memiliki smartphone .Seperti halnya Desa-desa yang berada di Wilayah Kabupaten Purbalingga,masih terdapat banyak kendala seperti itu.

Permasalahan lain dalam sistem pembelajaran daring ini ialah,munculnya sikap pemalas dalam belajar siswa atau anak-anak dari yang saya amati di lingkungan sekitar desa saya,banyak anak-anak yang tidak mau mengerjakan tugas sekolahnya sendiri mereka mengandalkan orang tua atau saudara untuk mengerjakan tugas sekolahnya mereka lebih memilih untuk bermain game online dan bermain bersama teman-temannya seperti yang saya pernah lihat setiap pagi mereka berkumpul didepan rumah Diantara salah satu Warga menumpang wifi untuk bermain game online,dan banyak juga anak-anak dibawah umur yang terpengaruh hal-hal negatif seperti pergaulan bebas dikarenakan kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya,dampaknya ialah banyak anak perempuan yang menjadi korban hamil diluar nikah,dan pernikahan dini.
Dari Permasalah-masalahan berikut tentunya menyebabkan kekhawatiran,Pemerintah,
Para pendidik/Guru,dan Orang tua.

Setelah melawati masa-masa daring yang cukup lama akhirnya pada bulan September 2021 Pemerintah menyatakan bahwa sekolah sudah bisa memulai tatap muka dikutip dari kemendikbud.go.id dari 540 ribu sekolah yang ada di Indonesia,91 persen diantaranya melaksanakan PTM terbatas.Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Tyas pun juga mengizinkan untuk PTM meskipun itu terbatas.Akan tetapi hal itu muncul masalah baru terdapat sejumlah 151 siswa positif covid-19 di SMP N 1 MREBET kabupaten Purbalingga,maka bupati Purbalingga menyatakan untuk menunda terlebih dahulu PTM dan akan mengevaluasi kembali kegiatan PTM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun