Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang tercantum pada UUD 1945 alinea ke empat. Rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, serta pandangan hidup untuk kehidupan manusia sehari hari. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum, nilai-nilai hukum, moral budaya, dan politik yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Perundang-undangan.
Dikutip dari sumber:
Pancasila terdiri atas beberapa nilai yaitu ketuhanan, kemanusian, persatuan, kerakyatan dan keadilan yang mempunyai sifat universal dan obyektif. Maknanya, nilai-nilai tersebut bisa diterapkan dan mendapat pengakuan dari negara lain. Pancasila memiliki sifat subyektif, maknanya bahwa nilai-nilai Pancasila melekat dalam diri rakyat, bangsa dan negara Indonesia (Asmaroini, 2016).
Nilai-nilai Pancasila memberikan kontribusi penting dalam pengembangan kepribadian dan arah berpikir, bersikap dan berperilaku dalam kehidupan di lingkungan masyarakat. Nilai-nilai Pancasila lahir dari nilai-nilai luhur bangsa. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari sangat penting, untuk mencegah terjadinya perpecahan. Tanpa adanya nilai-nilai Pancasila, setiap warga masyarakat tidak akan mampu untuk hidup berbangsa dan bernegara di tengah keanekaragaman budaya di Indonesia (Tim Pusat Studi Pancasila UGM, 2015).
Nah, sekarang ini kita akan membahas mengenai Keterampilan hidup yang tak ternilai dalam pengembangan sila kedua Pancasila. "Kemanusiaan yang adil dan beradab" bunyi tersebut mengandung nilai luhur pentingnya keadilan, kemanusiaan dan beradab dalam kehidupan bermasyarakat. Sila kedua ini memiliki arti bahwa segenap bangsa dan rakyat Indonesia diakui serta diperlakukan selayaknya sesuai hakikat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan tuhan.
Dalam prinsip ini di kehidupan sehari-hari diperlukan keterampilan hidup yang tak ternilai yang dapat membentuk seorang individu aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil. Bagaimana caranya? Simak penjelasan berikut ini.
- Peduli dan Berempati Sosial:Â Kita sebagai individu harus mempunyai rasa empati yang tinggi bagi orang lain, mampu merasakan dan memahami apa yang sedang dirasakan orang lain. Hal ini mampu membuat diri kita untuk peduli pada kondisi mereka yang kurang beruntung atau yang sedang membutuhkan bantuan kita. Contoh, ikut berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial di kampus. Di dalam Al-Qur`an Allah SWT berfirman "...Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya" (QS. Al-Maidah 5: 2)
- Bertoleransi: Di Indonesia ini terdapat istilah yang biasa disebut SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan). Kita mempunyai 6 agama yang resmi diakui pemerintah, dan tentunya punya banyak suku dan budaya lainnya yang harus kita terima dan menghargainya. Contohnya, menghargai teman dari daerah lain, mendukung teman dari budaya lain yang sedang merayakan hari besar keagamaan mereka dengan mengucapkan selamat. Telah disampaikan Allah pada firmannya "Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti" (QS. Al-Hujurat 49: 13).
- Menyelesaikan Konflik Secara Damai:Â Di setiap kehidupan pasti ada konflik, namun dengan begitu kita tidak boleh lari dalam permasalahan. Hadapi dan selesaikanlah dengan baik berperilaku adil, tanpa kekerasan atau paksaan. Di dalam sila ini mengajarkan pentingnya musyawarah, dialog dan kesepakatan dalam mencapai solusi yang berkeadilan. Rasulullah SAW bersabda: Dari Abu Hurairah yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Barang siapa yang bersitegang terhadap keluarganya dengan sumpahnya, maka perbuatan itu dosanya amat besar, kifarat tidak cukup menutupinya.
- Keadilan dan Kejujuran:Â Point ini merupakan inti dari sila ke dua yaitu "Keadilan" yang berarti bahwa kita harus mempunyai keterampilan untuk bersikap adil terhadap diri sendiri maupun di masyarakat agar menciptakan keharmonisan dan kejujuran juga dapat meuwujudkan keadilan. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah adalah berada pada mimbar-mimbar dari cahaya di sisi kanan Yang Maha Pengasih dan kedua TanganNYA adalah kanan, yaitu mereka yang berbuat adil dalam hukum, keluarga dan kekuasaan mereka." (HR Muslim).
Dan itulah beberapa cara yang dapat mewujudkan keterampilan hidup yang tak ternilai dalam pengembangan sila kedua Pancasila dan juga membantu menciptakan lingkungan yang lebih harmonis, adil, dan tentunya beradab. Kita harus terus mengasah dan banyak banyak mempraktikan keterampilan ini agar menjadi individu yang bermanfaat bagi masyarakat.
Allah SWT berfirman: "Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Mumtahanah 60: 8)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H