Mohon tunggu...
Anisa Aprilia
Anisa Aprilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif Universitas Jember

Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN UNEJ Dampingi Pelaku Usah Risoles Melalui Digital Marketing

9 September 2021   16:45 Diperbarui: 9 September 2021   16:54 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 merupakan fenomena yang saat ini terjadi di Indonesia. Dampak adanya Covid-19 sangat terasa, dimana kegiatan pendidikan dan aktivitas lainnya dijalankan dirumah atau secara daring. Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan menggaplikasikan ilmu yang diperoleh kepada masyarakat untuk membantu memecahkan masalah dan meningkatkan kegiatan masyarakat. Salah satu kampus yang melaksanakan program KKN yaitu Universitas Jember. Kegiatan KKN BTV 3 UNEJ diikuti oleh 3707 mahasiswa yang akan menjalankan KKN secara mandiri di kampung halaman masing-masing dan dilepaskan untuk memulai kegiatan oleh Rektor Universitas Jember, Dr. Ir. Iwan Taruna, M.Eng melalui zoom, Kamis (12/08/2021).

Universitas Jember melaksanakan KKN dengan tema Back To Village 3 dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang sedang terjadi. Kegiatan KKN BT 3 dilaksanakan mulai tanggal 11 Agustus sampai 9 September 2021 secara mandiri dengan 5 program KKN ynag ditawarkan kepada mahasiswa, diantaranya pemberdayaan wirausaha masyarakat terdampak covid-19, inovasi teknologi/informasi dalam penanganan covid, pemberdayaan BUMDES, program literasi desa dan program penanganan stunting dan AKI AKB.

Anisa Aprilia merupakan mahasiswa aktif dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember yang melaksanakan KKN di Kelurahan Tegal Gede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember yang didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapang (DPL) bapak Yudha Alif Auliya, S.Kom, M.Kom. dengan memilih tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Pemilihan ini didasarkan karena banyaknya pelaku usaha yang ikut terdampak selama masa pandemi covid-19, khususnya pelaku usaha kecil. Masa pandemi membuat mereka mengalami penurunan omzet hingga mengalami gulung tikar.

Salah satu pelaku usaha yang merasakan dampak tersebut yaitu Ibu Supik, seorang penjual jajanan risoles yang saat ini berusia 42 tahun. Pemasaran produk risoles dilakukan secara offline dengan meletakkan barang dagangan di kantin sekolahan dan open order. Sebelum pandemi, pemesanan produk risoles meningkat dengan omzet yang tinggi. Namun, semenjak adanya pandemi covid-19 dan kebijakan PPKM membuat sekolah dilakukan secara online dan peminat risoles mengalami penurunan. Oleh karena itu perlu dilakukan inovasi dan pengembangan terhadap produk jajanan risoles yang ditawarkan.

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, penulis menawarkan beberapa alternatif yang akan dilakukan pada KKN Back To Village 3 UNEJ, yaitu pendampingan inovasi produk risoles, melakukan branding produk dengan menambahkan logo dan banner, memperbaiki kemasan serta memperluas pasar dengan pemasaran secara online dengan memanfaatkan media sosial.

Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama KKN Back To Village 3 mulai tanggal 11 Agustus 2021 -- 9 September 2021 yaitu melakukan observasi permasalahan yang dialami oleh pelaku usaha, kemudian dilakukan survey terkait kesukaan konsumen terhadap produk risoles. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dan pendampingan terkait inovasi produk yang disesuaikan dengan hasil survey kesukaan konsumen. Referensi terkait inovasi produk diperoleh dari media sosial serta studi terhadap pesaing yang menjual produk sejenis. Setelah produk inovasi telah diproduksi, lalu dilanjutkan dengan pendampingan terkait kemasan yang tepat dan memberikan daya tarik bagi konsumen dan pembuatan logo serta banner produk untuk meningkatkan branding. Selain itu, juga dilakukan pendampingan terkait perhitungan harga pokok penjualan untuk menentukan harga jual yang cocok dan sesuai untuk produk risoles per kemasan. Setelah harga ditentukan, maka dilakukan dengan pemasaran secara offline dan online melalui media sosial, seperti whatApp, facebook, dan instagram.

Penulis berharap, dari rangkaian kegiatan diatas dapat meningkatkan pemasaran risoles dan produk menjadi unggulan masyarakat, sehingga omset penjualan meningkat. Selain itu, pelaku usaha diharapkan dapat memahami cara penggunaan media online sebagai sarana pemasaran yang lebih luas sehingga produk dapat dikenal oleh banyak orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun