Meningkatkan Keberlanjutan Kampus Telkom University: Studi Kasus Kebijakan Membawa Alat Makan Sendiri dalam Mengurangi Limbah Plastik
Limbah plastik merupakan salah satu masalah lingkungan global yang semakin mendesak untuk diselesaikan. Telkom University, sebagai institusi pendidikan yang berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, menghadapi permasalahan serupa di kampusnya. Terutama, limbah plastik sekali pakai yang banyak ditemukan di berbagai area kampus, khususnya di kantin. Plastik sekali pakai tidak hanya menyumbat tempat pembuangan sampah tetapi juga mengancam ekosistem karena sulit terurai secara alami. Sebagai langkah nyata dalam mengurangi dampak limbah plastik, Telkom University mengambil kebijakan penting untuk mendorong mahasiswanya membawa alat makan sendiri (ALM).
Tujuan Kebijakan Membawa Alat Makan Sendiri
Kebijakan ini diimplementasikan dengan tujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di kampus. Dalam implementasinya, mahasiswa diminta untuk membawa alat makan sendiri, seperti sendok, garpu, dan tempat makan dari rumah atau membawa peralatan makan yang dapat digunakan kembali. Kebijakan ini tidak hanya berfungsi untuk mengurangi limbah plastik tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap isu lingkungan dan keberlanjutan. Telkom University, melalui kebijakan ini, berharap dapat menciptakan budaya kampus yang lebih peduli terhadap lingkungan serta mendukung inisiatif Green Campus yang sudah menjadi identitas kampus.
Namun, seperti halnya kebijakan baru lainnya, kebijakan ini memerlukan evaluasi mendalam untuk memahami bagaimana persepsi mahasiswa terhadap penerapannya dan tantangan apa saja yang perlu diatasi untuk memastikan kebijakan ini dapat berjalan efektif.
Hasil Survei dan Persepsi Mahasiswa
Untuk mengukur sejauh mana kebijakan ini diterima, sebuah penelitian dilakukan dengan menyebarkan survei melalui Google Form kepada mahasiswa Telkom University. Survei ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya kebijakan membawa alat makan sendiri dan untuk memahami tantangan serta kendala yang mereka hadapi dalam penerapannya.
Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa sangat mendukung kebijakan ini. Mahasiswa mengakui bahwa penggunaan plastik sekali pakai memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran laut dan kerusakan ekosistem. Banyak dari mereka yang mendukung kebijakan ini karena mereka ingin ikut berkontribusi dalam mengurangi limbah plastik dan menjaga kebersihan lingkungan kampus.
Sebagian mahasiswa juga mengungkapkan bahwa mereka merasa bangga menjadi bagian dari komunitas Green Campus yang mendukung inisiatif keberlanjutan. Mereka melihat kebijakan ini sebagai langkah kecil namun berarti dalam mewujudkan kampus yang lebih ramah lingkungan dan lebih peduli terhadap masa depan bumi.
Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa
Namun, meskipun kebijakan ini diterima dengan baik, beberapa mahasiswa mengungkapkan beberapa tantangan yang mereka hadapi dalam penerapan kebijakan ini. Salah satu tantangan utama adalah kesulitan membawa alat makan sendiri. Beberapa mahasiswa mengaku kesulitan membawa alat makan dari rumah, terutama bagi mereka yang memiliki jadwal kuliah yang padat atau bagi mereka yang tinggal jauh dari kampus. Beberapa mahasiswa juga merasa lupa membawa alat makan sendiri pada hari-hari tertentu, yang mengakibatkan mereka kembali menggunakan plastik sekali pakai di kantin.