Pada semester 7, mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Negeri Semarang (Unnes) melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) SKM Penggerak Desa, yaitu kegiatan untuk mahasiswa terjun langsung ke masyarakat mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan untuk mengatasi masalah kesehatan di tiga lokus pengabdian (institusi, komunitas, dan domisili/sekolah). Kegiatan ini beerlangsung selama 95 hari (27 Juli - 13 November 2021).
Salah satu mahasiswa UNNES bernama Anisa Dwi Lutfi Yanti melaksanakan PKL SKM Penggerak Desa di 3 tempat yaitu, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang sebagai lokus institusi, Kelurahan Lamper Kidul sebagai lokus komunitas, dan SMP Cinde Semarang sebagai lokus sekolah. Kegiatan diawali dengan analisis situasi untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi di masyarakat. Studi literatur juga dilakukan untuk mendapatkan data yang valid.Â
Masalah yang ditemukan adalah stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang disebabkan oleh masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS. Data United Nation Programme on HIV/AIDS (UNAIDS) menyebutkan bahwa sekitar 63% masyarakat Indonesia masih enggan berinteraksi langsung dengan ODHA. Sejarah HIV-AIDS yang identik dengan kelompok yang terdiskriminasi seperti kelompok homoseksual dan pecandu narkoba menyebabkan munculnya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa di Jawa Tengah 42,4% penduduk >15 tahun tidak pernah mendengar mengenai HIV/AIDS. Proporsi penduduk > 15 tahun yang tidak pernah mendengar mengenai HIV/AIDS semakin menurun dengan semakin tingginya jenjang pendidikan yang ditempuh.
Program intevensi yang dilakukan Anisa Dwi adalah pengembangan media edukasi berupa pembuatan video podcast mengenai "Kehidupan Orang dengan HIV (ODHIV) di Kota Semarang". Podcast merupakan salah satu media yang sedang populer saat ini. Melihat besarnya peluang yang ada, edukasi HIV/AIDS guna meningkatkan pengetahuan masyarakat agar menghentikan stigmatisasi dan diskriminasi pada ODHA dapat dilakukan dengan penyebaran video podcast dengan narasumber ODHA. Tujuan dari pembuatan podcast adalah membuat media edukasi HIV/AIDS di media sosial, serta memberikan prespektif positif kepada masyarakat tentang ODHA yang dapat mengambil peran di masyarakat dan mempromosikan tentang hidup bermasyarakat dengan para penderita HIV/AIDS bukanlah hal yang menakutkan. Video podcast dapat diakses melalui channel Youtube PKBI Kota Semarang.
Pada lokus komunitas dan sekolah, Anisa Dwi melakukan edukasi HIV/AIDS kepada pemuda karang taruna Kelurahan Lamper Kidul dan siswa kelas 9 SMP Cinde Semarang. Kedua kegiatan edukasi tersebut menggunakan media berupa leaflet dan game edukatif dengan metode ceramah dan sharing discussion.Â
Setelah dilakukan evaluasi, terjadi kenaikan skor pengetahuan para audience setelah diberi edukasi dibandingkan dengan sebelum edukasi. Pada audience pemuda karang taruna terjadi kenaikan skor pengetahuan HIV/AIDS sebesar 30 poin. Pada audience siswa kelas 9 SMP Cinde terjadi kenaikan skor pengetahuan HIV/AIDS sebesar 30,42 poin.
Setelah dilakukan pelaksanaan dan evaluasi program, advokasi dilakukan menggunakan policy brief kepada stakeholder di masing-masing lokus. Semua program memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai HIV/AIDS sehingga program tersebut diharapkan  dapat mencegah stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H