Cuaca dan Topografi: Faktor cuaca seperti curah hujan yang rendah dan angin lemah dapat menyebabkan penumpukan polutan di udara. Topografi Jakarta yang rendah juga dapat membatasi sirkulasi udara dan memperburuk polusi.
Aktivitas Rumah Tangga: Penggunaan bahan bakar fosil dalam memasak dan pemanasan rumah, terutama jika tidak dilakukan dengan baik, dapat menyumbang pada polusi udara dalam skala lokal.
Pertumbuhan Penduduk: Pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang cepat di Jakarta telah menyebabkan peningkatan dalam jumlah kendaraan, aktivitas industri, dan konstruksi, yang semuanya berkontribusi pada polusi udara.
Kurangnya Pemantauan dan Penegakan Hukum: Pengawasan yang kurang efektif terhadap emisi kendaraan dan industri, serta penegakan hukum yang lemah terhadap praktik-praktik yang menyebabkan polusi udara, juga dapat memperburuk masalah ini.
Semua faktor ini berkontribusi pada tingginya tingkat polusi udara di Jakarta dan mempengaruhi kualitas udara yang dihirup oleh penduduknya.
Lalu, akankah uji coba WFH yang telah dilakukan efektif  untuk mengurangi polusi udara?
Dengan lebih banyak orang bekerja dari rumah, jumlah perjalanan harian yang dilakukan dengan kendaraan bermotor dapat berkurang. Ini mengurangi emisi gas buang dan kontribusi kendaraan terhadap polusi udara.
Kegiatan kantor, seperti pemanasan, pendinginan, dan penggunaan peralatan elektronik, dapat menghasilkan polutan udara di dalam gedung. Dengan bekerja dari rumah, permintaan energi untuk operasional kantor dapat berkurang.
Beberapa aktivitas industri yang berkontribusi pada polusi udara dapat tereduksi karena kurangnya permintaan dari sektor bisnis yang biasanya bergantung pada aktivitas perkantoran.
Namun, penting untuk diingat bahwa dampak pengurangan polusi udara akibat WFH akan tergantung pada skala dan durasi dari praktik tersebut. Selain itu, perubahan pola pekerjaan ini juga dapat mempengaruhi sektor-sektor lain seperti transportasi umum, ritel, dan makanan, yang mungkin juga memiliki konsekuensi terhadap lingkungan.
Sementara WFH memiliki potensi positif dalam mengurangi polusi udara, solusi jangka panjang untuk masalah polusi udara perlu melibatkan berbagai tindakan, termasuk penggunaan teknologi bersih, transportasi berkelanjutan, pembangunan yang berkelanjutan, serta pengaturan dan peraturan lingkungan yang efektif.